Jakarta (ANTARA) - Salah satu ajang balap sepeda paling bergengsi di dunia, Tour de France, akan dimulai dalam hitungan hari, yakni pada 1 Juli mendatang.

Balap sepeda yang akan berlangsung sampai 23 Juli dan menempuh jarak sejauh 3.404 kilometer itu, pada edisi 2023 ini, dinilai akan menjadi tempat bermain ideal bagi para pebalap yang menyenangi tanjakan (climber).

Oleh sebab itu menarik untuk menimbang siapa saja calon pemilik kaus kuning (maillot jaune) Tour de France tahun ini. Kaus yang bukan kaus biasa, namun melambangkan ketangguhan, kerja keras, kecepatan, dan kerja sama tim di setiap ajang balap sepeda kategori tur.

Para calon pemilik kaus kuning ini pun diyakini adalah jejeran para climber, yakni para pebalap penakluk tanjakan.


Banyak trek mendaki

Banyaknya trek mendaki atau menanjak sudah dapat terlihat sejak awal. Grand Depart akan dilakukan di wilayah Basque, Spanyol, dengan dua etape berat yang menyajikan sejumlah tanjakan pendek. Etape 1 dimulai dan berakhir di Bilbao, dengan jalur-jalur pegunungan yang akan menjadi arena bertarung untuk menentukan siapa pemilik pertama kaus kuning Tour de France 2023.

Etape kedua dari Vitoria-Gasteiz menuju San Sebastian, Spanyol, menjadi etape terpanjang pada tur tahun ini, dengan jarak 209 kilometer. Barulah pada etape ketiga dan keempat, para sprinter dapat memaksimalkan potensinya karena trek yang akan dilahap cenderung datar.

Setelah dua etape yang datar, para pebalap kemudian harus berjuang di Pegunungan Pyrenees, yang biasanya baru menjadi tempat balap pada fase menengah. Penampilan para pebalap di Col d'Aspin dan Col du Tourmalet sebelum finis di Cambasque plateu, berpeluang memberi gambaran awal mengenai hasil akhir balap.

Panitia pelaksana Tour de France pada tahun ini dapat meyakinkan para pejabat daerah di Auvergne, untuk mengizinkan balapan itu melewati salah satu jalur tanjakan legendaris, Puy de Dome. Jalur tanjakan sejauh 13,3 kilometer itu akan kembali dilewati para pebalap setelah 35 tahun tidak dipakai, untuk mengakhiri etape kesembilan.

Hari besar Prancis, Bastille Day, yang akan berlangsung pada 14 Juli juga menjadi warna tersendiri bagi Tour de France. Demikian pula pada tahun ini, dalam tiga hari para pebalap akan berlomba di jalur-jalur tanjakan yakni di Pegunungan Jura dan Pegunungan Alpen.

Etape 14 memberikan empat kategori tanjakan sebelum jalur turunan yang merepotkan di Morzine. Sedangkan etape 15 menawarkan jalur pendakian sejauh 4.300 meter dan finis di puncak yang ketiga pada tur ini, yakni di Saint Gervais.

Pekan terakhir Tour de France dibuka dengan individiual time trial, dengan jalur tanjakan dari Passy menuju Combloux. Setelah itu para pebalap akan menjajal pendakian terjauh dan tertinggi di tur tahun ini, yakni di Col de la Loze.

Etape 20 yang akan sangat menentukan berlangsung di Vosges, satu dari lima pegunungan yang dilewati para pebalap pada tur tahun ini. Balapan pada etape ini akan berlangsung sangat sengit, para pebalap akan menaiki tanjakan terakhir sejauh 7,1 kilometer di Col du Platserwasel, untuk menentukan pemenang.


Calon pemilik kaus kuning

Juara tahun lalu, Jonas Vingegaard (Team Jumbo-Visma), bukan merupakan pemimpin timnya menuju Tour de France, namun tahun ini ia memulai balap sebagai favorit. Ia menghabiskan banyak waktu di pemusatan latihan dengan rekan-rekan setimnya, namun saat membalap, ia mampu tampil baik.

Vingegaard memenangi tiga dari empat balapan yang ia ikuti, dan finis di posisi ketiga saat ia tidak memenanginya. Penampilan terbaiknya terjadi dua pekan lalu saat ia memenangi dua etape dan Klasifikasi Umum Criterium du Dauphine. Hal yang lebih penting lagi, ia akan didukung oleh tim terkuat di Tour de France dan trek ini sangat cocok dengan kelebihannya.

Tadej Pogacar (UAE Team Emirates) merupakan juara Tour de France selama 2 tahun berturut-turut (2020 dan 2021). Ia tampil gemilang pada awal musim 2023 dengan memenangi Rute del Sol, Paris-Nice, Tour of Flanders, Amstel Gold Race, dan Fleche Wallonne.

Sayangnya pebalap 23 tahun itu mengalami kecelakaan dan patah tulang pinggang pada ajang Liege-Bastogne-Liege pada akhir April, cedera yang memaksanya absen selama beberapa waktu.

Namun Pogacar telah kembali berlatih di ketinggian tinggi di Sierra Nevada, Spanyol, dan akan berpartisipasi di Kejuaraan Nasional Slovenia akhir pekan ini. Dengan asumsi kondisinya telah pulih total saat Tour de France dimulai, Pogacar dapat menjadi pesaing serius bagi Vingegaard.

Jai Hindley (BORA-Hansgrohe) pada tahun lalu menjadi satu-satunya pebalap Australia yang menjuarai Giro d'Italia, dan ia kini memulai Tour de France pertamanya sebagai salah satu kandidat juara.

Hindley lebih bertipe climber ketimbang pebalap spesialis time trial, dan ia akan mendapat manfaat dari trek yang terdapat pada tur tahun ini. Ia juga memiliki tim bertalenta yang dapat mendukung kesuksesannya, yakni keberadaan Emanuel Buchmann, yang finis di posisi keempat Tour de France 2019, dan Sergio Higuita, yang merupakan salah satu pendaki terbaik, serta Bob Jungels, yang finis pada posisi ke-11 Tur tahun lalu.

Daniel Martinez (INEOS Grenadiers) dapat disebut sebagai salah satu pemilik wild card   terbaik Tour de France tahun ini. Namun masih terdapat peluang tim menggeser dukungannya kepada rekan setimnya, Egan Bernal, yang merupakan juara Tour de France 2019 dan Giro d'Italia 2021. Posisi Daniel juga dapat diambil oleh Carlos Rodriguez yang melakukan debutnya di Tour de France tahun ini.

Pebalap Australia Ben O'Connor (A2G2R Citroen), tampil cukup baik pada Tour de France 2021 dengan memenangi etape sembilan dan finis di posisi keempat pada klasemen umum. Ia sempat mengalami cedera beberapa bulan lalu, namun mampu bangkit dan finis di posisi kedelapan Tour de Spain pertengahan tahun lalu, serta finis di posisi ketiga di Dauphine dua pekan silam.



 

Editor: Achmad Zaenal M
Copyright © ANTARA 2023