Dalam kondisi menjelang pemilihan umum, penggunaan isu Palestina akan menjadi makin besar kemungkinannya.
Jakarta (ANTARA) - Gubernur Lembaga Ketahanan Nasional (Lemhannas) Andi Widjajanto mengantisipasi dampak dinamika yang terjadi di Timur Tengah terhadap Indonesia, salah satunya mengenai kemungkinan normalisasi hubungan Arab Saudi dan Israel.

Pernyataan tersebut dia sampaikan dalam kegiatan Laboratorium Indonesia 2045 (LAB 45) yang bertajuk Prospek Normalisasi Hubungan Diplomatik Arab Saudi-Israel.

"Harapan saya, kajian LAB 45 ini akan mampu memperkaya pemahaman kita semua agar dapat memperkuat kewaspadaan serta mengantisipasi dinamika Timur Tengah yang baru-baru ini terjadi dan dampaknya bagi Indonesia," ujar Andi dalam keterangan yang diterima di Jakarta, Kamis.

Tim penulis monograf Prospek Normalisasi Hubungan Diplomatik Arab Saudi-Israel Broto Wardoyo menjelaskan bahwa normalisasi Arab Saudi-Israel akan memberikan beberapa dampak yang patut diperhatikan oleh Indonesia.

Pasalnya, normalisasi hubungan akan membawa kemudahan posisi Indonesia dalam masalah Palestina. Hal tersebut karena konsistensi Indonesia dalam memberikan dukungan terhadap kemerdekaan Palestina akan membuat kampanye mengenai hal tersebut lebih mudah dengan membandingkannya dengan keputusan negara-negara Arab.

"Dalam kondisi menjelang pemilihan umum, penggunaan isu Palestina akan menjadi makin besar kemungkinannya," tutur Broto.

Untuk itu, kata dia, pemerintah Indonesia perlu mendorong pengamatan yang lebih serius dalam masalah Palestina dan Israel dengan menugaskan individu atau tim khusus, terutama memberikan justifikasi ke publik bahwa pemerintah Indonesia memberikan dukungan pada Palestina.

Broto juga menambahkan bahwa analisis lainnya terkait dengan implikasi global dari adanya normalisasi hubungan diplomatik Arab Saudi dan Israel tidak terlalu besar. Penolakan dari negara-negara besar tidak akan dominan, termasuk dari Tiongkok meski hal tersebut menunjukkan kembalinya peran Amerika Serikat di Timur Tengah.

Hal tersebut mengingat pendekatan Tiongkok terhadap Timur Tengah lebih didorong oleh kepentingan ekonomi dan energi sehingga tidak ada pertarungan yang antagonistik antara negara-negara besar, Amerika Serikat dan Tiongkok, dalam langkah normalisasi hubungan diplomatik Arab Saudi dan Israel. Kondisi tersebut membuat stabilitas dapat lebih terjaga dan Indonesia dapat lebih tenang dalam menentukan prioritas-prioritas globalnya.

"Normalisasi akan memengaruhi posisi politik Iran dan mitra-mitra aliansinya. Langkah tersebut tetap berpotensi mengubah arah kebijakan Iran dan meniadakan kembali jaminan keamanan Arab Saudi dari serangan Iran maupun sekutu-sekutunya. Hal ini akan menciptakan gangguan-gangguan dalam stabilitas di kawasan meski tidak memunculkan gejolak yang besar," ujarnya.

Baca juga: Polri fasilitasi tes DNA ratusan WNI "overstay" di Timteng
Baca juga: Palestina tuding Israel seret Timur Tengah masuk lingkaran kekerasan

Pewarta: Putu Indah Savitri
Editor: D.Dj. Kliwantoro
Copyright © ANTARA 2023