Dinas Peternakan memiliki persediaan vaksin 50.000 yang telah dibagi ke-24 kabupaten/kota.
Makassar (ANTARA) - Dinas Peternakan Sulawesi Selatan melansir data kasus penyakit rabies dengan tren temuan yang terus meningkat pada hewan dari tahun ke tahun di provinsi itu.

Kasus kejadian penyakit rabies pada 2020 ada 61 kasus, 2021 naik menjadi 77 kasus dan 2022 juga mengalami peningkatan jadi 81 kasus. Sementara selama 2023 ditemukan 13 kasus.

Kepala Dinas Peternakan Sulsel Nurlina Saking di Makassar, Kamis menyebut upaya pengendalian kasus dilakukan melalui vaksin rabies. Namun, vaksin ini baru sebatas menjangkau hewan peliharaan, tidak pada anjing liar.

"Kalau rabies kita sudah siapkan vaksin. Itu rutin kita lakukan," ujarnya.

Setiap tahun, Dinas Peternakan memiliki persediaan vaksin 50.000 yang telah dibagi ke 24 kabupaten/kota.

Vaksin rabies ini, kata Nurlina lebih mudah dilakukan di Kabupaten Toraja dan Toraja Utara karena anjing hidup dalam lingkungan keluarga.

Kendati begitu, pihak Dinas Peternakan masih kesulitan melakukan vaksin rabies pada anjing dan belum menemukan model bagaimana penanganan anjing. Ini lantaran masyarakat menggunakan anjing untuk menjaga kebun, menjaga rumah.

"Sehingga kadang kalau mau divaksinasi anjingnya tidak ada," ujar dia.

Nurlina menjelaskan, anjing peliharaan atau yang dimanfaatkan menjaga kebun dan hutan harus rutin melakukan vaksin.

"Sebab jika tergigit kelelawar di hutan, bisa saja dia membawa rabies. Tapi makhluk hidup kalau terkena rabies pasti mati," kata Nurlina.

Dinas Kesehatan Sulsel mencatat kasus kematian pada manusia akibat rabies di Sulawesi Selatan sebanyak tujuh orang selama 2023.

Sebanyak tujuh kasus kematian akibat rabies terjadi di masing-masing daerah yaitu satu di Sinjai, dua di Soppeng, tiga di Toraja Utara dan terbaru terjadi satu kasus kematian di Kabupaten Gowa, Rabu (21/06).

Selain anjing, kasus rabies juga terjadi pada kucing namun vaksinasi pada kucing lebih terkendali. Upaya lainnya ialah pengendalian populasi kucing dengan melakukan klasterasi untuk jantannya sehingga tidak kawin, sedangkan kucing betina ditutup rahimnya.
Baca juga: Akademisi: Masyarakat perlu memahami ciri-ciri hewan terpapar rabies
Baca juga: Mengenal tata cara vaksinasi antirabies pada hewan dan gejalanya
Baca juga: Kemenkes: Pandemi COVID-19 salah satu sebab kasus rabies meningkat

Pewarta: Nur Suhra Wardyah
Editor: Muhammad Yusuf
Copyright © ANTARA 2023