Lhasa (ANTARA) - Sichung Drolma, seorang pramuniagawati dari perusahaan produk kasmir di Prefektur Ngari, Daerah Otonom Tibet, China barat daya, memperkenalkan produknya kepada para pelanggan dalam Pameran Pariwisata dan Budaya Xizang China kelima.

Pameran yang digelar dari 16 hingga 18 Juni itu adalah salah satu acara terpenting dalam kalender budaya Tibet.

Hampir 1.500 km dari Lhasa, Prefektur Ngari sering disebut "atap" Dataran Tinggi Qinghai-Tibet, yang dikenal sebagai "atap dunia".

Setelah fasilitas transportasi di Tibet konstan meningkat, tempat yang dulunya terpencil itu  menjadi terintegrasi dalam pasar domestik dan internasional.

Dalam beberapa tahun terakhir, Sichung Drolma dan koleganya berulang kali melakukan perjalanan ke Beijing, Shanghai, Daerah Otonom Mongolia Dalam, dan tempat-tempat lain untuk memperluas jangkauan bisnis dan mencermati pasar.

Sejak awal tahun ini, Sichung Drolma sudah menjual produknya di berbagai pameran dagang di seluruh negeri. Dia mengatakan bahwa dalam Canton Fair yang berlangsung di Provinsi Guangdong, China selatan, produk kasmir dari Ngari disambut baik oleh konsumen dari dalam dan luar negeri, yang turut meningkatkan kepercayaan perusahaan dalam menjelajahi pasar domestik dan luar negeri, serta memperluas saluran pendapatan bagi petani dan penggembala.

"Sweter dan syal kasmir Ngari dijual ke seluruh negeri, dan wol kami juga diekspor ke Asia Selatan," kata dia.

Jelai dataran tinggi merupakan makanan pokok bagi warga Tibet. Pada 2018, Losang Tsering mendirikan tempat pembuatan bir. Berajinan jelai dataran tinggi adalah produk primadonanya.

Pada pameran tahun ini, dia membawa enam produk yang dikembangkan dalam beberapa tahun terakhir, ke ruang pameran. Dia mengatakan  negara-negara Barat sangat tertarik kepada jelai dataran tinggi yang tumbuh di Dataran Tinggi Qinghai-Tibet, dan impiannya menjual malt jelai dataran tinggi ke seluruh dunia sedang diwujudkan setahap demi setahap.
 
   Pengunjung melihat busana tradisional Tibet dalam Pameran Pariwisata dan Budaya China Xizang ke-5 di Lhasa, ibu kota Daerah Otonomi Tibet, China barat daya, pada 18 Juni 2023. (Xinhua/Sun Fei)


Untuk waktu yang lama, para petani dan penggembala di Tibet terdampak oleh transportasi yang tidak nyaman karena lokasinya yang terpencil.

Mereka kesulitan membeli kebutuhan dan menjual makanan khas daerahnya. Dalam beberapa tahun terakhir, daerah tersebut telah meningkatkan sistem kerja sama pasokan dan  pemasaran sehingga kemudian membantu petani dan penggembala menjelajahi pasar.

Sebanyak 50 organisasi kerja sama pemasok dan pemasaran dari daerah pertanian dan penggembalaan Tibet membawa sekitar 300 jenis produk lokal khas sana, seperti mangkuk kayu dan kerajinan tangan, ke pameran tersebut.

Tibet telah melakukan upaya besar dalam meningkatkan infrastruktur di wilayah perbatasan, terus memperluas perdagangan perbatasan, serta memperdalam kerja sama dengan negara dan kawasan tetangga.

Pameran tahun ini digelar secara daring dan luring, yang jumlah peserta pameran dari luar negerinya pun meningkat.

Enam puluh perusahaan dari 16 negara, termasuk Nepal, India, Vietnam, Iran, Italia, dan Australia, membawa 630 jenis barang ke pameran tersebut.

Kesepakatan senilai total  53 miliar yuan (Rp110 triliun) pada 60 proyek pun ditandatangani dalam pameran itu pada Sabtu (17/6). 
 

Pewarta: Xinhua
Editor: Jafar M Sidik
Copyright © ANTARA 2023