Ketika guru politik saya keluar, keinginan terkuat saya adalah mengikuti jejak guru"
Jakarta (ANTARA News) - Mantan Wakil Direktur Eksekutif Partai Demokrat M. Rahmat mengatakan keputusannya mundur dari partai tersebut murni sikap politik pribadi.

"Ketua Umum (Anas Urbaningrum) tidak pernah meminta saya ikut-ikutan mundur. Keputusan mundur adalah sikap politik pribadi. Ketika guru politik saya keluar, keinginan terkuat saya adalah mengikuti jejak guru," kata Rahmat di Gedung Nusantara III MPR/DPR di Jakarta, Senin.

Dia mengaku Anas dan Ketua Dewan Pembina Demokrat Susilo Bambang Yudhoyono-lah yang membuatnya bergabung dengan Partai Demokrat.

"Maka, kini ketika salah satu di antara mereka mundur, saya sudah tidak yakin lagi dengan Partai Demokrat," ujarnya.

Dia meyakini argumentasi Anas bahwa dia tidak diinginkan Partai Demokrat memiliki alasan yang kuat dan menyebut Anas bukan tipe orang yang berbicara tanpa dasar.

"Mas Anas punya alasan cukup kuat. Beliau bukan sosok yang suka menyampaikan cerita mengada-ada. Kita tunggu saja apa yang selanjutnya dia sampaikan," katanya.

Anas melepas jaket Partai Demokrat ketika menyatakan mundur dari jabatan Ketua Umum Partai Demokrat dan mengatakan telah menjadi manusia merdeka serta menyebut keberadaan dirinya sudah tidak diinginkan partainya sendiri.

"Intinya, Anas adalah bayi yang lahir tidak diharapkan," kata Anas Sabtu pekan lalu (23/2).

Pada kesempatan lain, Wakil Sekretaris Jendral Partai Demokrat Saan Mustofa menyatakan bahwa Anas tidak sekadar mengundurkan diri dari jabatannya sebagai ketua umum, tetapi juga mengundurkan diri dari partai.

"Otomatis Anas mundur sebagai kader juga. Dia mundur sebagai ketua umum sekaligus kader," kata Saan di Gedung MPR/DPR.

Menurut dia, Anas tak ingin memberatkan Demokrat menyusul penetapan dirinya sebagai tersangka oleh KPK.

(Y012/D007)

Editor: Jafar M Sidik
Copyright © ANTARA 2013