Pontianak (ANTARA) - Wahyudi perlahan memegang pangkal puting susu kambing dengan ibu jari dan telunjuk. Kemudian jari tengahnya yang diikuti kelingking mulai menekan puting seperti meremas. Selang beberapa detik air susu kambing jenis senduro terpancar.

Air susu perahan pertama tidak langsung dimasukkan ke dalam wadah untuk menghindari bakteri. Setelah itu baru ujung puting susu kambing diarahkan ke botol untuk ditampung.

Itulah aktivitas 2 hari sekali yang dilakukan pria kelahiran Pontianak 1973 di kandang kambing perahnya di Jalan Enggano Nomor 100, Kota Pontianak.

Aktivitas memerah susu kambing dilakukan sejak Mei 2022. Sementara budi daya kambing untuk diperah sendiri 2 tahun sebelumnya atau pada saat pandemi COVID-19 melandai.

Meski di lahan terbatas dan luas kandang hanya sekitar 24,5 meter persegi dan jumlah kambing perah sembilan ekor, semangat untuk menjadikan media pembelajaran, baik bagi dirinya sendiri maupun orang lain, menjadi tujuan utamanya.

Kawasan beternak itu boleh dikatakan hanya demplot karena luas area dan jumlah kambing terbatas. Namun itu tidak mematahkan semangatnya. Meski terbatas, soal manfaat, baik secara ekonomi atau pengetahuan, harus biaa meluas.

"Itu misi saya dengan adanya kawasan peternakan, yang teman-teman kenal dengan Why'd Farm Pontianak," ujarnya di Pontianak, Jumat.

Pengembangan budi daya kambing perah yang dilakukan saat ini juga tidak terlepas dari keprihatinannya bagaimana ada tempat belajar bagi peternak dan mahasiswa di Kalbar. Sebagai lulusan sarjana peternakan Universitas Padjadjaran dan bermodal pengetahuan serta hobi, mendorongnya harus memberikan solusi atas keprihatinan tersebut.

Alhasil, budi daya kambing perah dicoba, dijalankan, dan apa yang diusahakan mulai sesuai harapannya. Sudah puluhan mahasiswa berbondong-bondong belajar langsung praktik lapangan terkait budi daya dan memerah susu kambing.

Sebelumnya, mahasiswa Program Studi Peternakan Fakultas Pertanian Universitas Tanjungpura (Untan) kesulitan mencari tempat praktik atau belajar.

Wahyudi mengungkapkan masih ditemukan mahasiswa peternakan yang sama sekali tidak pernah memerah susu kambing dan lainnya karena faktor kesulitan mencari lahan praktik lapangan.
Mahasiswa Prodi Peternakan Untan Pontianak memeluk kambing saat praktik lapangan. ANTARA/Dedi
Praktik Lapangan

Satu per satu mahasiswa tampak memasuki kawasan peternakan kambing. Mereka lalu memperhatikan kondisi kandang dan kambing yang siap diperah susunya. Sebelum masuk ke kawasan kandang, mereka diberikan informasi dan wawasan oleh Wahyudi terkait apa yang diusahakan serta peluangnya bagi mahasiswa.

Puluhan mahasiswa yang praktik lapangan untuk memerah langsung puting susu kambing tampak antusias, terlihat sudah siap antre. Senyum dan tawa dari setiap mahasiswa yang lagi memerah susu. Pada sisi lain,  teman-teman mengambil dokumentasi melalui telepon pintar.

"Ini baru kali pertama saya memerah susu kambing untuk diambil susunya. Sangat seru dan ini praktik pertama saya," ujar mahasiswa praktik lapangan dari Untan Pontianak, Yuyun Fransiska.

Selain praktik memerah susu kambing, bagian terpenting lainnya yang didapat di peternakan  itu, mahasiswa secara langsung juga melihat proses produksi susu kambing hingga siap konsumsi.

Wahyudi membuat produk yang dikemas dalam botol dan diberi merek serta siap konsumsi. Membuat produk kemasan susu kambing mulai dengan rasa asli dan beberapa varian rasa lainnya juga sebagai jawaban untuk memenuhi selera dan kebutuhan masyarakat Kota Pontianak.

Sejauh ini, pelaku usaha atau peternak di Kota Pontianak atau bahkan di Kalbar, produksi susu kambing segar siap konsumsi masih minim atau terbatas. Mayoritas yang mudah didapat dalam bentuk bubuk dan itu didatangkan dari luar Kalbar. Sementara, dari sisi permintaan sendiri tinggi dan itu menjadi peluang untuk usaha susu kambing segar.

Dengan beragam manfaat dari susu kambing mulai dari kandung vitamin, mineral, elektrolit, unsur kimiawi, enzim, protein, dan asam lemak serta lainnya, wajar susu kambing diminati masyarakat Pontianak.

Untuk menghasilkan susu kambing segar kemasan, sebelum melakukan penjualan ke luar, terlebih dahulu dilakukan uji coba selama satu bulan.

Setelah itu ia baru berani menjual. Ternyata disambut antusias rekan dan lainnya. Penjualannya pada periode Februari - Juni 2023 sudah tembus 2.000 ribu botol atau rata - rata 500-an botol per bulan.

Konsumen yang membeli kebanyakan untuk mengobati pengapuran, sakit lambung, mag, dan tulang. Banyak yang menyatakan sembuh  setelah minum susu kambing.

Permintaan mengalir karena kandungan kalsiumnya tinggi. Sifat susu kambing mudah diterima enzim dan mudah diserap tubuh serta antialergi. Oleh karena itu, di mesin pencarian, urutan susu kambing kedua setelah ASI.


Sasaran PKM dosen

Selain menjadi tempat praktik mahasiswa, kawasan kambing perah milik Wahyudi juga menjadi sasaran program pengabdian kepada masyarakat (PKM) dari dosen Farmasi Untan  guna meningkatkan kualitas dan citarasa produk susu kambing.

Untuk meningkatkan kualitas dan citra rasa produk susu segar kambing yang telah diusahakan Wahyudi melalui pelatihan pemberian mineral ke dalam pakan ternak kambing senduro, perlu pakan karena sangat berpengaruh terhadap mutu susu kambing yang dihasilkan.

Dosen Farmasi Untan Mohamad Andrie, M.Sc., Apt. mengatakan biasanya masalah kesehatan kambing disebabkan kurang cukupnya nutrisi yang masuk ke dalam tubuh hewan ternak tersebut.

Ternak kambing tidak tumbuh maksimal bila pakan kurang baik seperti tidak tercukupinya protein, karbohidrat, lemak, vitamin, mineral, dan air yang tidak seimbang.

Salah satu kunci keberhasilan memelihara kambing perah, harus memperhatikan pemberian pakan perkembangbiakan sehingga perlu penambahan mineral ke dalam pakan hewan ternak. Mineral yang diberikan melalui pakan berperan untuk menggantikan mineral dalam tubuh yang hilang.

Pemberian vitamin dan mineral yang baik dan seimbang dalam pakan ternak kambing mendukung kesehatan secara keseluruhan, sistem reproduksi yang baik, pertumbuhan dan perkembangan yang optimal serta meningkatkan kekebalan tubuh hewan ternak sehingga susu dihasilkan selain dalam jumlah banyak, juga berkualitas.

Berkat PKM Dosen Untan Pontianak, semula Wahyudi hanya menghasilkan produk susu kambing original kini menjadi bervariasi seperti ada rasa stroberi dan melon. Variam rasa susu kambing tersebut menyasar kalangan anak- anak sehingga pasar produk yang dihasilkan semakin luas.

Saat ini Wahyudi juga membuka ruang konsultasi dan belajar bagi peternak dan siapa pun untuk belajar dan mengenal budi daya kambing termasuk untuk diperah. Hal itu sejalan semangat awalnya bisa memberi manfaat bagi kemajuan peternakan di Provinsi Kalbar.


Jadi peluang

Saat ini Pemerintah Provinsi Kalbar mengupayakan agar budi daya hewan ternak terus ditingkatkan termasuk kambing. Kemandirian memenuhi kebutuhan hewan ternak menjadi cita-cita. Praktik di lapangan untuk mewujudkan tersebut melalui program pemerintah maupun secara mandiri.

Dinas Perkebunan dan Peternakan (Disbunnak) Provinsi Kalbar mencatat hingga saat ini ada tiga jenis kambing yang dikembangkan di Kalbar yakni peranakan etawa, kacang, dan bligon. Dari sisi peruntukannya, populasi kambing potong di Kalbar mencapai 113.632 ekor, sedangkan kambing perah masih minim, hanya 177 ekor.

Terkait budi daya kambing perah, Kepala Bidang Peternakan, Disbunnak Kalbar Novita Salim menyebutkan bahwa dari 177 ekor itu, produksi susu baru mencapai 4.651 liter.

Untuk budi daya kambing perah di Kalbar sebagian besar di Kabupaten Bengkayang dan itu sudah mendapat intervensi dari Pemerintah Pusat.

Mengingat saat ini budi daya kambing perah masih minim atau terbatas, sementara permintaan tinggi, maka kondisi tersebut merupakan peluang untuk dikembangkan.

Usaha kreatif Wahyudi yang membuka kawasan belajar dan praktik peternakan seiring tingginya permintaan konsumen terhadap susu kambing perah, bisa menjadi motivasi bagi anak muda lain untuk pengembangan usaha serupa.

Wahyudi adalah contoh bagaimana seseorang yang berangkat dari rasa prihatin, kemudian berupaya mengatasi persoalan yang ada di masyarakat itu, sambil menangkap peluang usaha yang menjanjikan ini.


Editor: Achmad Zaenal M
 

Editor: Achmad Zaenal M
Copyright © ANTARA 2023