Jakarta (ANTARA) - Duta Besar RI untuk Ekuador Agung Kurniadi resmi melantik Juan Carlos Diaz Granados sebagai Konsul Kehormatan RI di Kota Guayaquil, Ekuador pada Kamis (22/6).

“Jejaring kerja dan kompetensi yang dimiliki Sdr. Juan Carlos Dias tentunya dapat mendukung pelaksanaan tugas sebagai Konsul Kehormatan RI. Saya percaya Konsul Kehormatan dapat membantu KBRI Quito memajukan hubungan bilateral, khususnya kerja sama perdagangan dan ekonomi Indonesia dan Ekuador,” kata Agung dalam keterangan tertulis, Senin.

Secara khusus, Agung berharap keberadaan Konsul Kehormatan RI di Guayaquil dapat mempertajam penetrasi pasar bagi produk dan komoditi Indonesia di Ekuador.

Saat memberikan sambutan Juan Carlos Dias menyatakan siap mendukung misi perwakilan Indonesia di Ekuador.

“Saya berterima kasih atas kepercayaan yang diberikan dan akan memperkenalkan Indonesia, sehingga pelaku usaha Ekuador dapat memanfaatkan semua peluang bisnis dengan negara yang sangat luar biasa ini (Indonesia)”.

Acara pelantikan diawali dengan menyerahkan Surat Tauliah (Letter of Commision) yang ditandatangani Presiden Joko Widodo pada 17 Februari 2023, yang secara resmi menandakan Juan Carlos Dias menjabat Konsul Kehormatan RI di Guayaquil.

Pada acara tersebut hadir Kepala Daerah Provinsi Guayas Prefect Marcela Aguinaga, perwakilan Kementerian Luar Negeri Ekuador, anggota Korps Konsul Kehormatan, kalangan bisnis dan akademisi, serta diaspora WNI yang bermukim di Kota Guayaquil.

Juan Carlos Dias diangkat sebagai Konsul Kehormatan RI melalui Keputusan Presiden RI Joko Widodo tanggal 28 November 2022. Ia merupakan Direktur Eksekutif Kamar Dagang Guayaquil sejak 2013 sekaligus pendiri firma hukum Diaz Granados yang memfokuskan pada hukum bisnis.

Dalam Keppres RI tersebut ditetapkan wilayah kerja Konhor yang meliputi wilayah Provinsi Guayas, salah satu dari 24 provinsi yang ada di Ekuador. Guayaquil merupakan kota terbesar Ekuador dan terletak 450 km dari ibu kota Quito.

Pelabuhan dan Bandara Guayaquil menjadi pintu gerbang utama Ekuador bagi arus keluar masuk barang dan juga hub penerbangan penumpang dengan jalur internasional.

Sejak hubungan diplomatik Indonesia-Ekuador dibuka pada 1980, hubungan kedua negara terus berkembang dengan baik. Sebelum KBRI Quito dibuka pada 2011, kepentingan Indonesia terhadap Ekuador dikelola oleh KBRI Caracas di Venezuela dan kemudian oleh KBRI Lima di Peru.

Namun sejak 2002 Indonesia telah memiliki Konsul Kehormatan di Guayaquil yang dijabat oleh Marcelo Enrique Lopez Mestanza hingga 2018. Ia diangkat melalui Keputusan Presiden RI Megawati Soekarnoputri Nomor 321/M Tahun 2001 tanggal 30 November 2001 dan dilantik Dubes RI di Caracas pada Mei 2002.

Menurut data KBRI Quito, nilai perdagangan kedua negara pada 2022 mencapai 302.5 juta dolar AS (sekitar Rp4,5 triliun), naik 3,47 persen dari tahun sebelumnya.

Produk unggulan Indonesia untuk Ekuador berupa kendaraan bermotor dan suku cadang, kertas, karet alam, alas kaki dan tekstil. Sementara Indonesia mengimpor coklat, tembakau, bunga potong dan makanan ternak dari Ekuador.

Baca juga: Jepang, Ekuador berjanji perkuat Dewan Keamanan PBB
Baca juga: Ekuador - China capai kesepakatan untuk tingkatkan ekspor
Baca juga: Korsel, Ekuador upayakan pakta perdagangan bebas bilateral

Pewarta: Asri Mayang Sari
Editor: M Razi Rahman
Copyright © ANTARA 2023