Tugas kita bersama selaku generasi muda di Maluku untuk membangun kesadaran masyarakat terkait permasalahan sampah.
Ambon (ANTARA) - Pemuda Seniman Maluku Erzhal Umamit menggelar pameran karya seni teknik skenografi yang terbuat dari sampah, dengan tema “Jelajah Waktu”, di Kyu Caffe, Kota Ambon sejak 25-28 Juni 2023.

Erzhal mengatakan, karya seni dengan mengangkat tema jelajah waktu itu sebagai salah satu protes terhadap permasalahan sampah yang ada di Kota Ambon.

“Seperti yang saya buat saat ini, adalah tentang respons saya terhadap produktivitas sampah yang saat ini begitu banyak di Maluku terkhususnya di Kota Ambon,” kata Erzhal, di Ambon, Senin.

Erzhal Umamit menggunakan medium skenografi untuk menelusuri jejak-jejak karakter dari sampah-sampah yang ia kumpulkan. Hal ini secara tidak langsung dapat merefleksikan identitas dari manusia sendiri dalam memproduksi sampah.

Salah satu karya seni skenografi oleh Erzhal Umamit dipamerkan, di Ambon, Senin (26/6/2023). ANTARA/Winda Herman
Ia menjelaskan, karya seni itu juga merupakan wacananya selaku seniman, yang digunakan untuk membantu komunitas-komunitas lingkungan dalam mengampanyekan isu-isu lingkungan.

“Mungkin dengan cara saya melakukannya dalam karya seni, saya juga ikut turut serta membantu, karena saya pikir ini tugas kita bersama selaku generasi muda di Maluku untuk membangun kesadaran masyarakat terkait permasalahan sampah,” ujarnya.

Erzhal berharap, ke depan para seniman dan komunitas lainnya di Maluku dapat sama-sama berkolaborasi secara berkelanjutan.

Kepala Bidang Ekonomi kreatif Dinas Pariwisata Maluku Muhammad Ali Hanafi Soumena sangat mangapresiasi Erzhal Umamit yang sudah mengadakan pameran karya seni di Ambon.

“Kami sangat mengapresiasi sungguh. kami ingin sebenarnya ada ruang-ruang untuk bagaimana para kreator-kreator muda untuk mencoba mengangkat ide-ide cemerlang, inovasi mereka, untuk kita angkat menjadi suatu yang bernilai ekonomi,” kata Soumena.

Menurutnya, apa yang dibuat Erzhal adalah bagian dari tujuan ekonomi kreatif Dinas Pariwisata dengan tiga ikonnya, yaitu inovasi, adaptasi, dan kolaborasi.

“Dan ini merupakan wujud kita untuk bagaimana mendukung karya-karya anak bangsa. Salah satunya ini adalah di seni kontemporer, yang antara lain kalau kita masuk di subsektor ekonomi kreatif ada 17 sektor di situ ada seni rupa,” ujarnya pula.

Soumena mengaku, karya seni dengan teknik skenografi ini merupakan yang pertama di Kota Ambon. Dengan konsep sampah urban adalah sebuah permasalahan yang selama ini dihadapi Dispar.

“Ini mainnya dengan konsep bagaimana penanganan sampah yang dibuat menjadi sesuatu yang memiliki nilai seni yang kemudian kita kenal dengan skenografi. Dan ini menjadi sebuah persoalan di dalam pariwisata ini,” kata Soumena pula.
Baca juga: Puluhan karya seni dari sampah dipamerkan di Yayasan Manik Bumi
Baca juga: Lebih peduli lingkungan melalui karya Arike Gill "Litter Critters"


Pewarta: Winda Herman
Editor: Budisantoso Budiman
Copyright © ANTARA 2023