Jakarta (ANTARA) - Museum MACAN di Jakarta akan memamerkan karya-karya perupa Patricia Piccinini asal Australia mulai dari 25 Mei hingga 6 Oktober 2024.

Direktur Museum MACAN Venus Lau dalam keterangan persnya pada Selasa menyampaikan bahwa pameran bertajuk CARE yang dilaksanakan bekerja sama dengan Kurator Tobias Berger akan menampilkan patung-patung hiperealistis karya Piccinini.

CARE akan menampilkan lebih dari empat puluh patung ukuran hidup, tiga instalasi video berukuran besar, serta Celestial Field (2021), instalasi spektakuler yang terdiri atas ribuan bunga.

Seperti judulnya, CARE membahas hubungan dan keintiman sebagai perasaan yang universal dan bisa terhubung dengan audiens dari mana saja, termasuk Indonesia.

Isu-isu global terkini mengenai ekologi dan hubungannya dengan keanekaragaman hayati serta bioteknologi juga menjadi bagian dari gagasan pameran.

"Sebagai seorang perupa yang diakui secara global, Piccinini dikenal dengan visinya yang dapat menjelajahi isu-isu kritis dalam masyarakat kontemporer kita," kata Venus.

"Melalui pameran CARE, kami mengundang pengunjung untuk melihat persilangan dari bentuk-bentuk kehidupan imajiner, menyentuh isu-isu berkelanjutan mengenai spesies yang terancam punah di Indonesia. Pameran ini juga akan diperkaya dengan konteks lokal lainnya yang akan kami umumkan segera," katanya.

Baca juga: Museum MACAN pamerkan lukisan karya Raden Saleh hingga Walter Spies

Perupa Patricia Piccinini menyebut pameran CARE sebagai kesempatan untuk terhubung dengan pengunjung pameran melalui isu-isu yang memengaruhi semua orang, mulai dari lingkungan hingga kehidupan urban kontemporer.

"Saya rasa, akan sangat menarik melihat bagaimana intensitas dari kota Jakarta bertaut dengan intensitas dari karya-karya yang akan ditampilkan nanti," katanya.​​​​​​​

Piccinini lahir di Sierra Leone pada 1965 dan memulai karir dengan mempelajari anatomi, spesimen kuno, dan patologi di museum medis, yang kemudian menjadi dasar pengembangan karya seninya.​​​​​​​

Dia memadukan material sintetis seperti silikon dan serat kaca serta plastik ABS dengan bahan organik, termasuk rambut serta hewan taksidermi, ke dalam patung-patungnya untuk menghasilkan makhluk imajiner yang tampak surealis.

Praktik artistik Patricia Piccinini mengeksplorasi bentuk-bentuk baru mengenai tubuh, seksualitas, dan rasa welas asih.

Karya-karyanya merefleksikan batas-batas yang semakin samar antara yang artifisial dan yang alami, mempertanyakan pemahaman mengenai hubungan dengan dunia sekitar dan memperlihatkan masa depan di mana manusia dan makhluk lain dapat hidup berdampingan, bukan hanya di ruang yang sama, tetapi juga dalam bentuk tubuh yang sama.

Baca juga: Museum MACAN dan ERHA hadirkan Ruang Gagasan untuk komunitas
Baca juga: Museum MACAN tampilkan pertunjukan perdana wayang eksperimental


Pewarta: Hreeloita Dharma Shanti
Editor: Maryati
Copyright © ANTARA 2024