Miranshah, Pakistan (ANTARA News) - Sekelompok penyerang bersenjata menembak mati seorang wartawan lokal senior di kawasan suku Pakistan baratlaut, Rabu, kata beberapa saksi.

Malik Mumtaz, yang bekerja untuk saluran televisi Geo serta surat-surat kabar berbahasa Inggris dan Urdu dari kelompok media yang sama, dibunuh di Miranshah, kota utama di kawasan suku Waziristan Utara.

Daerah-daerah suku di sepanjang perbatasan dengan Afghanistan merupakan tempat militan, namun Taliban Pakistan mengutuk pembunuhan Mumtaz, yang merupakan ketua kelompok pers setempat dan telah melakukan reportase di kawasan itu selama lebih dari 20 tahun.

"Sejumlah orang bersenjata melepaskan tembakan ke arah kendaraannya ketika ia pulang dan ia tewas di lokasi kejadian," kata seorang pejabat intelijen setempat kepada AFP.

Noor Behram, ketua Persatuan Wartawan Suku, mengkonfirmasi pembunuhan itu dan mengumumkan masa berkabung satu pekan.

Seorang juru bicara Taliban mengutuk pembunuhan itu dan membantah keterlibatan kelompok Tehreek-e-Taliban Pakistan (TTP).

"Ia seorang wartawan yang baik dan melayani penduduk suku, kami mengutuk pembunuhannya dan menghormati jasanya bagi penduduk suku," kata juru bicara TTP Ehsanullah Ehsan kepada AFP melalui telefon dari sebuah lokasi yang dirahasiakan.

Mumtaz meninggalkan seorang istri, dua putra dan satu anak perempuan.

Waziristan Utara adalah salah satu dari tujuh daerah di kawasan suku semi-otonomi Pakistan, dimana Taliban dan militan terkait Al Qaida memiliki pangkalan-pangkalan yang digunakan untuk merencanakan serangan di Afghanistan.

Pakistan dilanda serangan-serangan bom bunuh diri dan penembakan yang menewaskan lebih dari 5.200 orang sejak pasukan pemerintah menyerbu sebuah masjid yang menjadi tempat persembunyian militan di Islamabad pada Juli 2007.

Kekerasan sektarian meningkat sejak gerilyawan Sunni memperdalam hubungan dengan militan Al Qaida dan Taliban setelah Pakistan bergabung dalam operasi pimpinan AS untuk menumpas militansi setelah serangan-serangan 11 September 2001 di AS.

Pakistan juga mendapat tekanan internasional yang meningkat agar menumpas kelompok militan di wilayah baratlaut dan zona suku di tengah meningkatnya serangan-serangan lintas-batas gerilyawan terhadap pasukan internasional di Afghanistan.

Para pejabat AS mengobarkan perang dengan pesawat tak berawak terhadap para komandan Taliban dan Al Qaida di kawasan suku baratlaut, dimana militan bersembunyi di daerah pegunungan yang berada di luar kendali langsung pemerintah Pakistan.

Pasukan Amerika menyatakan, daerah perbatasan itu digunakan kelompok militan sebagai tempat untuk melakukan pelatihan, penyusunan kembali kekuatan dan peluncuran serangan terhadap pasukan koalisi di Afghanistan.

Islamabad mendesak AS mengakhiri serangan-serangan pesawat tak berawak, sementara Washington menuntut Pakistan mengambil tindakan menentukan untuk menumpas jaringan teror.

Sentimen anti-AS tinggi di Pakistan, dan perang terhadap militansi yang dilakukan AS tidak populer di Pakistan karena persepsi bahwa banyak warga sipil tewas akibat serangan pesawat tak berawak yang ditujukan pada militan di sepanjang perbatasan dengan Afghanistan dan penduduk merasa bahwa itu merupakan pelanggaran atas kedaulatan Pakistan.

Pesawat-pesawat tak berawak AS melancarkan puluhan serangan di kawasan suku Pakistan sejak pasukan komando AS membunuh pemimpin Al Qaida Osama bin Laden dalam operasi rahasia di kota Abbottabad, Pakistan, pada 2 Mei 2011, demikian AFP melaporkan.

(M014)

Editor: Suryanto
Copyright © ANTARA 2013