Palembang (ANTARA) - Panitia Penyelenggara Ibadah Haji (PPIH) Embarkasi Palembang mencatat jumlah calon haji yang meninggal baik di Arab Saudi maupun di asrama haji sebanyak delapan orang hingga Senin (26/6).

Kepala Bidang Penyelenggaraan Haji dan Umrah (PHU) Kantor Wilayah Kementerian Agama (Kemenag) Sumatra Selatan di Palembang, Senin, mengatakan total calon haji Embarkasi Palembang yang meninggal hingga saat ini berjumlah delapan orang. Satu meninggal di Embarkasi atas nama Turiyah dari OKU Timur, sedangkan tujuh calon haji meninggal di Tanah Suci.

Ia menjelaskan ketujuh calon haji yang meninggal di Arab Saudi adalah Mustafa Husin Syatri dari Kloter 7 meninggal di Madinah pada 5 Juni 2023, Nur Zainudin Ahmad dari Kloter 3 meninggal di Mekkah pada 11 Juni, Repen Reso Pawiro dari Kloter 1 meninggal di Mekkah pada 23 Juni.

Lalu, Fauzan Aziz Yamin dari Kloter 17 meninggal di Mekkah pada 23 Juni, Hotma Harahap dari Kloter 6 meninggal di Mekkah pada 24 Juni, Rahina Merinsan Rahim dari Kloter 21 meninggal di Mekkah pada 25 Juni, dan Rohanah dari Kloter 7 meninggal pada 26 Juni.

Baca juga: Seorang calon haji asal Kalbar meninggal dunia karena sakit jantung

Baca juga: PPIH sebut jamaah haji Aceh meninggal dunia di Mekkah jadi lima orang


“Beberapa hari belakangan, memang cukup banyak jamaah haji Embarkasi Palembang yang meninggal di Arab Saudi. Saya mewakili rekan-rekan dari PPIH Embarkasi Palembang mengucapkan belasungkawa. Kami yakin almarhum/almarhumah meninggal dalam keadaan husnul khotimah. Mereka juga akan dibadalkan oleh petugas haji Indonesia,” jelasnya.

Terkait kondisi jamaah Embarkasi Palembang lainnya, katanya, saat ini tengah mempersiapkan diri menuju Arafah.

Rencananya, mulai hari ini, calon haji Indonesia akan mulai diberangkatkan secara bertahap ke Arafah guna melaksanakan Wukuf pada 9 Zulhijjah.

Jamaah akan mengenakan kain ihram dan mengambil miqat di hotel masing-masing. Armet berharap, jamaah di setiap kloter dapat secara disiplin mematuhi jadwal keberangkatannya. Persiapan di hotel bisa dilakukan satu jam sebelum keberangkatan.

Misalnya, kloter yang jadwal keberangkatannya jam 11.00 siang, tidak perlu bersiap sejak jam 07.00 pagi. Apalagi sampai ikut memadati area lobi hotel dan sudah mengenakan kain ihram.

“Agar tidak menumpuk di lobi hotel, jamaah agar mematuhi jadwal keberangkatannya. Mandi dan persiapan mengenakan kain ihram bisa dilakukan pada rentang satu atau satu setengah jam sebelum keberangkatan. Sebelum itu, jamaah bisa memanfaatkan waktunya untuk istirahat,” kata Armet.*

Baca juga: PPIH: 5 calon haji Embarkasi Batam meninggal dunia di Mekkah

Baca juga: Kemenag Ponorogo pastikan jamaah caljah meninggal mendapat asuransi

Pewarta: Ahmad Rafli Baiduri
Editor: Erafzon Saptiyulda AS
Copyright © ANTARA 2023