Khartoum (ANTARA) - Militer Sudan pada Senin (26/6) membenarkan kabar bahwa Pasukan Dukungan Cepat (RSF) merebut kendali basis polisi di selatan ibu kota Khartoum menyusul bentrokan sengit selama tiga hari.

RSF pada Senin mengatakan berhasil menguasai penuh basis polisi Central Reserve Police dan menyita sebagian besar senjata dan amunisi.

"Apa yang terjadi pada basis-basis polisi yang menjadi sasaran, bukan kemenangan militer bagi milisi (RSF) yang tidak ragu-ragu melakukan segala bentuk pelanggaran," kata militer Sudan.

Menurut militer Sudan, markas besar dan pos polisi di seluruh dunia bukanlah fasilitas layanan yang tidak ada kaitannya dengan operasi militer.

Baca juga: WFP dan Mesir luncurkan koridor kemanusiaan dukung warga Sudan

Suara tembakan artileri dan pertempuran dengan menggunakan senjata berat dan ringan masih terdengar di Khartoum dan di sejumlah daerah lainnya di Sudan setelah kedua pihak yang bertikai saling menuduh memulai serangan.

Sejumlah kesepakatan gencatan senjata yang dimediasi Arab Saudi dan Amerika Serikat gagal menyudahi kekerasan di negara tersebut.

Sudan diamuk bentrokan antara militer dan RSF sejak April yang menewaskan hampir 1.000 warga sipil dan melukai ribuan orang lainnya.

Organisasi Internasional untuk Migrasi (IOM) memperkirakan lebih dari dua juta orang mengungsi akibat konflik Sudan.

Baca juga: Bentrok di Sudan pecah lagi setelah gencatan senjata 72 jam berakhir

Sumber: Anadolu

Penerjemah: Asri Mayang Sari
Editor: Jafar M Sidik
Copyright © ANTARA 2023