Terkait hal itu kami membuat program secara preventif maupun kuratif. Melakukan edukasi agar masyarakat tahu produk apa yang diperlukan sehingga saat memakai produk mereka sudah tahu.
Solo (ANTARA) -
Pelaku usaha mikro, kecil, dan menengah (UMKM) hingga pelajar menjadi target literasi keuangan oleh Otoritas Jasa Keuangan (OJK).
 
Deputi Direktur Departemen Literasi, Inklusi Keuangan, dan Komunikasi OJK Rose Dian Sundari pada Journalist Class Angkatan 6 di Yogyakarta, Selasa, mengatakan selain dua kelompok tersebut, sasaran lain prioritas literasi keuangan pada 2023 yakni masyarakat yang tinggal di daerah 3T dan penyandang disabilitas.
 
"Terkait hal itu kami membuat program secara preventif maupun kuratif. Melakukan edukasi agar masyarakat tahu produk apa yang diperlukan sehingga saat memakai produk mereka sudah tahu," katanya.

Baca juga: Ekonom UI: Wujudkan Indonesia Emas perlu tingkatkan literasi keuangan
 
Ia mengatakan dalam literasi dan inklusi tersebut OJK mengenalkan kepada masyarakat untuk bisa mengelola keuangannya, terutama kalangan pelaku UMKM.
 
"Jangan yang penting jalan tapi nggak tahu ke depan mau apa. Kemudian mau mengajukan modal tapi ditolak karena tidak bankable, sehingga kami literasi mereka agar bankable, agar bisa dibiayai oleh lembaga jasa keuangan formal," katanya.
 
Ia mengatakan literasi keuangan juga diperlukan untuk melihat masyarakat mempunyai pengetahuan sehingga tidak keliru dalam membuat keputusan keuangan.
 
"Jangan baru bisa menabung tapi sudah pakai kartu kredit, rendahnya tingkat literasi ini membuat tingginya tingkat pengaduan," katanya.

Baca juga: Pengamat: Literasi keuangan perlu didorong dari sisi pendidikan
 
Terkait dengan capaian angka literasi dan inklusi keuangan sesuai dengan arahan Presiden Joko Widodo pada rapat terbatas agar pada 2024 indeks inklusi bisa mencapai 90 persen, ia mengatakan ini menjadi tantangan bersama mengingat indeks literasi masih di kisaran 40 persen.
 
"Ini jadi tantangan bersama, bukan hanya OJK tetapi juga pelaku jasa keuangan, baik terkait literasi maupun inklusi," katanya.
 
OJK mencatat hingga 2022 indeks literasi keuangan di Indonesia mencapai 49,68 persen, sedangkan indeks inklusi keuangan mencapai 85,10 persen.
 
"Hingga akhir tahun ini, target capaian indeks inklusi bisa mencapai 88 persen, sedangkan indeks literasi keuangan hingga akhir tahun ini targetnya 53 persen," katanya.

Pewarta: Aris Wasita
Editor: Nusarina Yuliastuti
Copyright © ANTARA 2023