Harga minyak berjangka melonjak pada akhir perdagangan Rabu (Kamis pagi WIB).
New York (ANTARA) - Harga minyak berjangka melonjak pada akhir perdagangan Rabu (Kamis pagi WIB), karena penarikan stok minyak mentah Amerika Serikat (AS) lebih besar dari perkiraan untuk mingguan kedua berturut-turut mengimbangi kekhawatiran bahwa kenaikan suku bunga lebih lanjut dapat memperlambat pertumbuhan ekonomi dan mengurangi permintaan minyak.

Minyak mentah berjangka West Texas Intermediate (WTI) untuk pengiriman Agustus terangkat 1,86 dolar AS atau 2,75 persen menjadi menetap pada 69,56 dolar AS per barel di New York Mercantile Exchange.

Minyak mentah berjangka Brent untuk pengiriman Agustus meningkat 1,77 dolar AS atau 2,45 persen, menjadi ditutup pada 74,03 dolar AS per barel di London ICE Futures Exchange.

Persediaan minyak mentah AS turun 9,6 juta barel dalam pekan yang berakhir 23 Juni, jauh lebih tinggi dari ekspektasi para analis untuk penurunan moderat, menurut data yang dikeluarkan oleh Badan Informasi Energi AS (EIA) pada Rabu (28/6).

Sementara itu, bensin dan bahan bakar sulingan AS menunjukkan sedikit peningkatan masing-masing sebesar 0,6 juta barel dan 0,1 juta barel.

Sebaliknya, American Petroleum Institute (API) pada Selasa (27/6) melaporkan penurunan 2,408 juta barel minyak mentah dalam persediaan AS untuk pekan yang berakhir 23 Juni.

Namun pedagang energi berubah bullish dengan cepat setelah rilis laporan energi EIA dan laporan ini mengatur ulang prospek minyak pelaku pasar, yang terlalu pesimistis, menurut Edward Moya, analis pasar senior di OANDA, pemasok layanan perdagangan daring multi-aset.

"Secara keseluruhan, angka yang sangat solid seperti itu muncul di hadapan orang-orang yang mengatakan bahwa pasar kelebihan pasokan. Laporan ini bisa menjadi dasar (untuk harga minyak)," kata Phil Flynn, seorang analis di Price Futures Group.

Investor tetap berhati-hati bahwa kenaikan suku bunga dapat memperlambat pertumbuhan ekonomi dan mengurangi permintaan minyak.

"Jika ada yang akan menghujani pasar bullish itu adalah (Ketua Federal Reserve AS) Jerome Powell," kata Flynn.
Baca juga: Minyak menguat, data ekonomi China imbangi kekhawatiran suku bunga AS
Baca juga: Minyak "rebound" setelah anjlok hampir empat persen di sesi sebelumnya

Penerjemah: Apep Suhendar
Editor: Budisantoso Budiman
Copyright © ANTARA 2023