Jakarta (ANTARA News) - Argentina dan Belanda lolos dari Grup C ke babak 16 besar menyusul tuan rumah Jerman dan Ekuador dari Grup A serta Inggris dari Grup B, sementara langkah Meksiko di Grup D tertahan. Pada pertandingan di Grup C, Jumat, Argentina menampilkan permainan menyerang yang paling atraktif sepanjang Piala Dunia Jerman 2006 dengan melumat Serbia-Montenegro 6-0, sedangkan Belanda bertahan dari gempuran Pantai Gading untuk menang 2-1. Argentina dan Belanda akan bertemu pada partai terakhir fase grup, Rabu (21/6) di Frankfurt, yang akan menentukan siapa yang berhak menjadi juara grup. Sementara Serbia-Montenegro dan Pantai Gading, dua negara debutan pada Piala Dunia, harus segera pulang ke rumah masing-masing dan kebanggaan yang mereka bawa pulang sepertinya hanya poin yang didapat saat mereka bertarung pada partai terakhir. Pada pertandingan Grup D, Meksiko tidak bisa merebut kemenangan kedua setelah ditahan imbang 0-0 oleh Angola. Hasil tersebut menambah poin Meksiko menjadi empat, unggul satu poin dari Portugal, yang baru akan memainkan pertandingan kedua melawan Iran di Frankfurt, Sabtu. Angola mengumpulkan nilai satu sementara Iran berada di posisi terbawah dengan nilai kosong. Menakjubkan Argentina menampilkan permainan menyerang paling menakjubkan --yang membuat pemain legendaris Diego Maradona melonjak kegirangan di bangku penonton-- ketika menghancurkan Serbia-Montenegro 6-0. Tim Tango itu pun langsung diunggulkan merebut gelar juara Piala Dunia untuk ketiga kalinya, mengulang sukses pada 1978 dan 1986. Pemain lapangan tengah Maxi Rodriquez mencetak gol pertama untuk Argentina ketika pertandingan baru berjalan enam menit. Berselang 22 menit kemudian, pemain pengganti Esteban Cambiasso memperbesar skor menjadi 2-0. Ketika babak pertama tersisa empat menit, skor berubah jadi 3-0 melalui gol kedua Rodriguez. Hernan Crespo, Carlos Tevez serta pemain "ajaib" berusia 18 tahun Lionel Messi melengkapi pesta gol Argentina. "Bila tim bisa tampil dengan kerja sama seperti itu, kami akan mendapatkan hasilnya," kata Tevez kepada wartawan usai pertandingan. "Sangat menyenangkan bisa tampil bersama pemain-pemain hebat," lanjutnya. Belanda Lega Pemain Belanda menghala napas lega usai pertandingan melawan Pantai Gading dan mereka bisa mempertahankan keunggulan 2-1 atas tim yang dianggap sebagai wakil terbaik Afrika itu. Pada pertandingan tersebut Pantai Gading lebih banyak memiliki peluang. Mereka melepas 16 tembakan dimana sembilan diantaranya mengarah tepat ke gawang, namun hanya satu gol yang tercipta. Pemain Belanda pun mengakui bahwa Pantai Gading adalah lawan yang berat dan bisa merusak permainan tim Oranye itu. "Hingga unggul 2-0, kami bermain baik, lalu kami kehilangan irama. Kami bermain buruk...namun kami perlu belajar dari itu. Pantai Gading adalah lawan yang kuat. Mereka selalu berbahaya," kata gelandang Belanda Mark van Bommel. Gol pertama Belanda tercipta pada menit 23 melalui tendangan bebas Robin van Persie. Tiga menit kemudian Ruud Van Nistelrooy menambah keunggulan setelah menerima umpan Arjen Robben. Tertinggal 2-0 Pantai Gading tidak menyerah dan mereka pun mulai melancarkan serangan berbahaya ke pertahanan tim Oranye itu sebelum turun minum. Bakary Kone berhasil mengoyak gawang Edwin van der Sar melalui tendangan jarak jauh pada menit 38 untuk memperkecil ketinggalan. Itu adalah bola pertama yang menjebol gawang Belanda dalam 11 pertandingan terakhir, menyudahi rekor tidak kebobolan van der Sar yang mencapai 1.013 menit. Pada babak kedua mereka terus menyerang namun gol yang dinantikan Didier Drogba dkk. tidak kunjung datang. Meksiko Menyesal Pada pertandingan grup D, para pemain Meksiko sangat menyesali ketidakmampuan mereka untuk menyelesaikan peluang sehingga ditahan imbang 0-0 oleh Angola, yang pada malam itu menumpuk pemain di lini belakang. "Mereka (Angola) tidak pernah memiliki peluang untuk mencetak gol. Saya pikir kami banyak menciptakan peluang bersih sayangnya tidak ada satupun yang masuk," kata Sanchez. Pelatih Meksiko Ricardo La Volpe setuju dengan analisa Sanchez terhadap jalannya pertandingan. "Kami mengontrol bola tetapi jika anda tidak bisa membuatnya masuk gawang maka akhirnya ya seperti ini, imbang," kata La Volpe. "Kami harus melihat hasil pertandingan besok antara Iran dan Portugal sebelum menentukan langkah kami berikutnya," tambahnya. Sebaliknya, pelatih Angola Luis Oliveira Goncalves puas dengan hasil imbang dan penampilan pasukannya. "Angola mengontrol pertandingan dan hasil imbang ini menjadi pertanda bahwa Angola hadir pada turnamen ini dan tengah membangun tim yang sangat baik," kata Goncalves. "Itu adalah penampilan yang sangat baik dalam menghadapi tim Meksiko yang kuat," tambahnya. Pada tujuh menit terakhir Angola harus bermain dengan 10 orang karena kehilangan gelandang Andre Macanga, yang dikeluarkan wasit setelah menerima kartu kuning kedua setelah ia dengan sengaja memegang bola. Namun Rafael Marquez dkk. tidak bisa memanfaatkan keunggulan jumlah pemain tersebut. Salah satu faktor utama penyebab kegagalan Meksiko adalah penampilan penjaga gawang Angola, Joao Ricardo, yang sangat gemilang. Berulangkali ia mementahkan peluang emas para pemain Meksiko. Ricardo pun kemudian dipilih Kelompok Studi Teknis FIFA sebagai "Man of the Match". Hasil imbang tersebut membuat kedua tim masih berpeluang menjadi wakil Grup D ke babak 16 besar, demikian rangkuman laporan Reuters dan AFP.(*)

Editor: Suryanto
Copyright © ANTARA 2006