Hasil analisa mekanisme sumber menunjukkan bahwa gempa bumi yang berlangsung pukul pukul 17.29 WIT memiliki mekanisme pergerakan turun
Jakarta (ANTARA) - Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) melaporkan telah terjadi gempa tektonik dengan magnitudo 4,9 mengguncang wilayah Pulau Morotai, Maluku Utara, Jumat sore.

Kepala Pusat Gempa bumi dan Tsunami BMKG Daryono di Jakarta, hari ini mengatakan episenter gempa bumi terletak pada koordinat 3,60° lintang utara dan 127,94° bujur timur, atau tepatnya berlokasi di laut pada jarak 148 km arah utara Kota Daruba, Maluku Utara pada kedalaman 85 km.

"Dengan memperhatikan lokasi episenter dan kedalaman hiposenternya, gempa bumi yang terjadi merupakan jenis menengah akibat adanya deformasi dalam Lempeng Laut Maluku," katanya.

Ia mengatakan, hasil analisa mekanisme sumber menunjukkan bahwa gempa bumi yang berlangsung pukul pukul 17.29 WIT memiliki mekanisme pergerakan turun.

Berdasarkan estimasi peta guncangan, gempa bumi ini menimbulkan guncangan di daerah Morotai Jaya, Morotai Selatan Barat, dan Loloda Kepulauan dengan skala intensitas II MMI (getaran dirasakan oleh beberapa orang, benda-benda ringan yang digantung bergoyang).

Hingga saat ini belum ada laporan dampak kerusakan yang ditimbulkan akibat gempa bumi tersebut. "Hasil pemodelan menunjukkan bahwa gempa bumi ini tidak berpotensi tsunami," katanya.

Ia menambahkan, hingga 17.52 WIB, hasil monitoring BMKG belum menunjukkan adanya aktivitas gempa bumi susulan.

Ia mengimbau, kepada masyarakat agar menghindari bangunan yang retak atau rusak diakibatkan oleh gempa.

"Periksa dan pastikan bangunan tempat tinggal anda cukup tahan gempa, ataupun tidak ada kerusakan akibat getaran gempa yang membahayakan kestabilan bangunan sebelum anda kembali ke dalam rumah," katanya.

Selain itu, ia juga mengimbau agar masyarakat tetap tenang dan tidak terpengaruh oleh isu yang tidak dapat dipertanggungjawabkan kebenarannya.

Baca juga: BMKG: Maluku diguncang 31 kali gempa dalam sepekan
Baca juga: BMKG: Waspadai hari tanpa hujan ekstrem panjang di sebagian NTT
Baca juga: BMKG: Waspadai bencana hidrometerologis dampak hujan lebat

Pewarta: Andi Firdaus, Zubi Mahrofi
Editor: Sambas
Copyright © ANTARA 2023