Jakarta (ANTARA) - Dokter Spesialis anak dari RSIA Bina Medika Bintaro, dr. Isvarani Devana Irawan Sp.A mengatakan ruam putih pada kulit bayi atau hipopigmentasi merupakan kondisi ketika pigmen pada kulit berkurang, sehingga menimbulkan bercak berwarna putih pada kulit.
 
Ruam atau hipopigmentasi pada kulit bayi bisa muncul karena beberapa hal, mulai dari kulit bayi yang sedang beradaptasi dengan lingkungannya atau penggunaan salep atau obat yang tidak sesuai.

Ruam putih juga bisa timbul karena panu dan pityriasis alba. Panu timbul akibat adanya infeksi jamur pada kulit bayi. Biasanya, panu muncul di daerah kulit yang lembap dan tertutup pakaian.

Baca juga: Kontak kulit ibu dan bayi prematur tingkatkan keberhasilan menyusui
 
Pityriasis alba dia bisa muncul di leher, lengan atas, punggung. Sebenarnya daerahnya agak mirip dengan panu. Kalau panu muncul di daerah lembap, karena jamur sukanya di tempat yang lembap. Jadi biasanya di lipatan leher, di punggung, daerah yang ketutup baju, sehingga kena keringat di dalam situ,” kata dr. Isvarani melalui siaran pers oleh Doodle Exclusive Baby Care, Jumat.
 
Pityriasis alba muncul akibat paparan sinar matahari berlebih atau alergi yang menyebabkan kulit bayi menjadi kering. Kondisi kulit kering tersebut dapat mengurangi tingkat kelembaban dan menimbulkan hipopigmentasi pada kulit. Penyakit kulit ini kerap muncul pada daerah leher, lengan atas, punggung.
 
Meskipun ruam putih karena panu dan pityriasis alba tampak sama, tetapi ada perbedaan yang jelas di antara keduanya. Jika ruam timbul akibat panu, maka bercak ruam timbul bersamaan dengan adanya inflamasi atau peradangan berwarna merah pada pinggirnya. Jika ruam ditimbulkan karena pityriasis alba berwana putih, tidak diiringi dengan adanya peradangan, dan memiliki tekstur kasar seperti sisik.
 
Sementara itu, banyak orang beranggapan ruam putih pada bayi timbul karena Air Susu Ibu (ASI) yang menempel di sekitar area pipi dan mulut. Nyatanya, bekas ASI tidak menyebabkan ruam dan aman ketika terkena kulit bayi.
 
Namun, jika ASI yang menempel pada area sekitar mulut bercampur dengan air liur yang bersifat asam dan tidak segera dibersihkan, hal tersebut dapat memicu timbulnya ruam putih pada kulit bayi. Oleh sebab itu, selalu jaga kebersihan kulit bayi agar tidak menimbulkan ruam putih pada kulit mereka.
 
Cara mengatasi ruam putih pada kulit bayi
 
Ruam yang timbul akibat panu dapat diobati dengan mengoleskan salep anti jamur. Adapun ruam putih yang diakibatkan pityriasis alba tidak berbahaya dan dapat sembuh dengan sendirinya, meskipun membutuhkan waktu yang lama.

Ruam putih akibat pityriasis alba pun bisa kembali muncul di tempat yang sama, khususnya pada anak-anak yang memiliki alergi pada kulitnya.
 
Oleh karena itu, orang tua diharapkan dapat menjaga kesehatan kulit buah hatinya dengan baik. dr. Ivarani mengimbau agar orang tua menjaga kelembapan kulit bayi agar terhindar dari kondisi kulit kering.
 
“Kalau penyebab ruamnya pityriasis alba (pengobatannya) dengan menjaga kelembapan. Tapi kalau penyebabnya yang lain, misalnya panu, ya harus diobati pakai anti jamur,” kata Isvarani.
 
Salah satu upaya yang dapat dilakukan adalah dengan mengoleskan pelembab atau losion untuk kulit bayi. Aplikasikan pelembab atau losion di daerah kulit yang kering.
 
Biasanya, jika ruam putih disebabkan pityriasis alba, kulit akan terasa kasar, tidak menonjol, dan bersisik karena kulit yang kering. Untuk bagian kulit yang mengalami hal tersebut, gunakan losion atau pelembab agar kulit lebih lembab dan pigmentasinya atau warna asli kulit dapat kembali lagi.

Ruam putih pada wajah bayi dapat dicegah dengan menjaga kebersihan kulit bayi. Tidak hanya itu, kelembaban kulit bayi juga perlu dijaga dengan mengoleskan losion atau pelembab untuk kulit bayi agar terhindar dari penyakit kulit.

Baca juga: Penyebab hingga cara menangani ruam pada area lipatan leher bayi

Baca juga: Popok yang tepat bisa hindari risiko timbulnya ruam pada kulit bayi

Baca juga: Dokter sarankan orang tua ganti popok bayi empat jam sekali

Pewarta: Vinny Shoffa Salma
Editor: Maria Rosari Dwi Putri
Copyright © ANTARA 2023