Magelang (ANTARA News) - Warga lereng Gunung Merapi Kabupaten Magelang, Jateng, yang hingga kini masih berada di penampungan pengungsi sebanyak 76 jiwa berasal dari Desa Ngargomulyo Kecamatan Dukun. Sekretaris Daerah Pemda Kabupaten Magelang Agus Subandono di Magelang, Sabtu mengatakan, mereka berada di Tempat Penampungan Akhir (TPA) pengungsian di Desa Tanjung Kecamatan Muntilan sejak Rabu (14/6), saat terjadi hujan abu deras menyusul semburan awan panas raksasa dari Gunung Merapi. Ketika itu Balai Penyelidikan dan Pengembangan Teknologi Kegunungapian (BPPTK) yang berkantor di Yogyakarta menyatakan peningkatan status aktivitas vulkanik Merapi dari siaga ke awas untuk kedua kalinya setelah beberapa jam sebelumnya status Merapi diturunkan dari awas ke siaga. Warga lereng Merapi wilayah Kabupaten Magelang yang masih mengungsi itu berasal dari desa-desa terakhir sekitar delapan kilometer Barat puncak Gunung Merapi yang ada di perbatasan antara Jawa Tengah dengan Daerah Istimewa Yogyakarta. Mereka, katanya, terdiri atas 30 laki-laki dan 46 perempuan. Pihaknya masih terus meningkatkan kesiagaan menghadapi berbagai kemungkinan terkait perkembangan aktivitas vulkanik Gunung Merapi. "Aparat masih terus mengantisipasi, kendaraan-kendaraan evakuasi disiapkan di kecamatan, kalau sewaktu-waktu masyarakat minta evakuasi kami selalu siap," katanya. Ia mengatakan, wilayah Kabupaten Magelang yang saat ini paling rawan bahaya Merapi adalah Desa Kaliurang Kecamatan Srumbung karena dekat dengan puncak Merapi dan berada di antara Kali Krasak dan Bebeng yang aliran airnya berhulu di kaki gunung berapi tipe awan panas itu. Dusun Sumberrejo dan Kaliurang Utara Desa Kaliurang terletak sekitar delapan kilometer Barat puncak Gunung Merapi. Desa Kaliurang terdiri lima dusun dengan penduduk sebanyak 2.352 jiwa. "Meskipun masyarakat tidak mengungsi mereka tetap waspada," kata Agus Subandono. Sekretaris Kecamatan Dukun Kabupaten Magelang Wisnu mengatakan, sejumlah tempat penampungan pengungsi di wilayah itu Sabtu (17/6) telah kosong karena warga telah kembali ke rumah masing-masing. Pantauan ANTARA hingga sekitar pukul 10.00 WIB, puncak Gunung Merapi tertutup kabut. Hembusan angin di kawasan Dukun relatif kencang mengakibatkan sisa hujan abu berupa abu tebal yang menempel di daun pepohonan dan tanaman pertanian penduduk, genteng dan jalan-jalan beterbangan. Masyarakat di kawasan itu terlihat mengenakan masker saat melintasi jalan-jalan beraspal di desa-desa setempat untuk menghindari abu yang beterbangan.(*)

Editor: Ruslan Burhani
Copyright © ANTARA 2006