Dengan banyaknya penerbangan langsung, itu dapat menjadikan Palembang sebagai pusat pariwisata di Sumatera.
Palembang (ANTARA) - Pengembangan industri pariwisata dan peningkatan kunjungan wisatawan dalam dan luar negeri memerlukan dukungan kemudahan transportasi, termasuk transportasi udara.

Untuk mendapat dukungan transportasi udara,
Masyarakat Sadar Wisata (Masata) Sumatera Selatan melakukan pendekatan dengan pihak maskapai penerbangan.

Maskapai penerbangan terus dilobi Masata agar memperluas rute penerbangan dari berbagai kota di Tanah Air ke Bandara Internasional Sultan Mahmud Badaruddin (SMB) II Palembang.

Ketua Masata Sumatera Selatan Herlan Aspiudin menilai untuk memperluas rute penerbangan domestik, pihaknya melakukan pendekatan dengan pihak perwakilan maskapai penerbangan yang ada di Kota Palembang.

Perluasan rute penerbangan langsung dari berbagai daerah penting diperjuangkan untuk meningkatkan kunjungan wisatawan terutama wisatawan domestik serta
pengembangan industri pariwisata.

Sekarang ini maskapai penerbangan sudah mulai banyak membuka rute penerbangan langsung, seperti dari Jakarta, Bangka Belitung, dan Batam ke Bandara SMB II Palembang, terbaru--rencananya--pertengahan Juli 2023 ada pembukaan rute Yogyakarta dan Medan.

Chief Executive Officer Super Air Jet Ari Azhari pada akhir Juni lalu menjelaskan pihaknya mengembangkan rute penerbangan langsung ke Palembang.

Maskapai penerbangan itu meluncurkan dua rute baru yaitu SMB II Palembang -- Kualanamu Medan (pp) dan Palembang -- Yogyakarta (pp).

Dua rute terbaru tersebut direncanakan terbang perdana pada 14 Juli 2023. Rute penerbangan tersebut dirancang khusus untuk mendongkrak minat perjalanan wisata terutama anak muda.

Selain mengupayakan perluasan rute penerbangan domestik, Masata juga memperjuangkan Bandara SMB II Palembang kembali menjadi pintu masuk atau entry point  berbagai jalur penerbangan internasional seperti sebelum pandemi COVID-19.

"Kami bersama pemerintah daerah berupaya memperjuangkan kepentingan masyarakat, jika Bandara SMB II menjadi entry point bisa memudahkan masyarakat melakukan perjalanan wisata dan bisnis melalui jalur udara karena tidak perlu lagi transit di Jakarta," ujarnya.

Berdasarkan komunikasi dengan maskapai penerbangan, mereka mengupayakan segera membuka penerbangan langsung dari dan ke berbagai kota lainnya.

Untuk penerbangan langsung dari SMB II Palembang ke daerah lainnya, seperti Bandung, Bali, dan Jambi segera menyusul. Maskapai penerbangan saat ini lagi menghitung potensi keekonomiannya.

Adapun untuk memperjuangkan Bandara Internasional SMB II Palembang kembali menjadi pintu masuk berbagai jalur penerbangan dari luar negeri seperti sebelum pandemi COVID-19, Masata Sumsel bersama asosiasi pariwisata di provinsi setempat terus melakukan pendekatan dengan pihak maskapai dan menghimpun dukungan dari berbagai pihak.

Organisasi itu berupaya bersama-sama memperjuangkan kepentingan masyarakat. Jika Bandara SMB II menjadi pintu masuk, itu bisa memudahkan masyarakat melakukan perjalanan wisata dan bisnis melalui jalur udara.

Selain memudahkan mobilitas masyarakat Sumsel, jika jalur penerbangan di Bandara SMB II Palembang kembali terbuka langsung dari berbagai kota di Tanah Air bahkan ke luar negeri, layanan ini dapat meningkatkan jumlah kunjungan wisata ke provinsi dengan 17 kabupaten dan kota itu serta menggeliatkan perekonomian masyarakat.

Untuk memperjuangkan pintu masuk itu pihaknya telah mendapat dukungan dari pimpinan DPRD Sumsel dan Eksekutif General Manager Bandara Sultan Mahmud Badaruddin II Palembang R Iwan Winata.

Pihaknya berharap perjuangan menjadikan Bandara SMB II sebagai pintu masuk bisa segera terealisasi sehingga dapat memperkuat konektivitas nasional dan internasional guna mendorong pemulihan sektor pariwisata dan perekonomian lokal dan nasional.


Potensi pariwisata

Pengembangan rute penerbangan langsung dari berbagai daerah di Tanah Air ke Palembang sangat diharapkan untuk pengembangan industri pariwisata dan peningkatan kunjungan wisatawan.

Dengan banyaknya penerbangan langsung ke Ibu Kota Provinsi Sumatera Selatan, paling tidak dapat menjadikan Palembang sebagai pusat pariwisata atau tourism hub di Sumatera.

Selain melakukan pendekatan dengan pihak maskapai penerbangan, Masata Sumatera Selatan berupaya memperjuangkan provinsi itu menjadi tourism hub di Sumatera ke Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif.

Melihat potensi objek wisata yang ada di Sumsel seperti Danau Ranau di Kabupaten OKU Selatan yang tidak kalah menarik dengan Danau Toba dan ditambah Gunung Dempo di Kota Pagaralam, Sumsel, dinilai juga cocok untuk tourism hub Sumatera.

Selain memiliki potensi objek wisata alam, provinsi dengan 17 kabupaten dan kota itu juga memiliki potensi pariwisata meeting, incentive, convention, and exhibition atau MICE.

Potensi MICE atau untuk kegiatan pertemuan, insentif, konvensi, dan pameran terdapat di Kota Palembang yang pernah menjadi tuan rumah Asian Games pada Agustus 2018.

Sebagai Ibu kota Provinsi Sumatera Selatan, Kota Palembang memiliki banyak fasilitas pertandingan dan perlombaan olahraga berstandar internasional, gedung pertemuan, dan puluhan hotel bintang lima bisa menjadi tempat MICE yang menarik dikunjungi kelompok besar dari berbagai provinsi di Tanah Air bahkan luar negeri untuk melakukan suatu acara.

Untuk mewujudkan Sumsel menjadi pusat pariwisata Sumatera, pihaknya bersama masyarakat dan pelaku industri pariwisata di provinsi setempat terus berupaya bersama-sama menciptakan objek wisata baru dan mengembangkan fasilitas pendukung pariwisata dan MICE.

Potensi MICE belum dikembangkan dengan baik di Indonesia, padahal di beberapa negara maju menjadi salah satu kegiatan bisnis yang menjanjikan keuntungan besar serta
merupakan salah satu andalan pariwisata.

Oleh karena itu, Masata Sumsel berupaya mendorong pembangunan jalan tol Sumatera berjalan sesuai rencana dari Lampung ke Aceh agar mempersingkat dan memperpendek jarak tempuh ke destinasi wisata.

Memberikan pendampingan kepada pemerintah kabupaten dan kota di provinsi setempat mengembangkan destinasi wisata baru.

Pengembangan destinasi wisata baru di kabupaten dan kota dalam Provinsi Sumsel penting dilakukan untuk meningkatkan daya tarik wisatawan.

Beberapa tahun terakhir ini, banyak objek wisata baru yang dikembangkan masyarakat di luar Kota Palembang, seperti Desa Wisata Kampung Warna-Warni di Desa Burai, Kabupaten Ogan Ilir, yang lokasinya sekitar 40 kilometer dari Palembang.

Kemudian Danau Shuji, di Desa Lembak, Kabupaten Muara Enim yang lokasinya sekitar 70 km dari Kota Palembang.

Objek wisata tersebut kini menjadi destinasi andalan yang menarik banyak perhatian turis terutama dari berbagai daerah sekitar Sumsel.

Kepala Dinas Kebudayaan dan Pariwisata (Disbudpar) Sumsel Aufa Syahrizal mengatakan pihaknya siap bersinergi dengan pengurus dan anggota Masata provinsi setempat mewujudkan daerah ini menjadi pusat pariwisata Sumatera.

Pihaknya juga terus mendorong masyarakat dan kepala desa di 17 kabupaten dan kota dalam provinsi setempat mengembangkan ekowisata sebagai destinasi wisata baru dengan memanfaatkan keunggulan masing-masing potensi lokal suatu daerah.

Ekowisata atau ekoturisme merupakan salah satu kegiatan pariwisata berwawasan lingkungan dengan mengutamakan aspek konservasi alam, pemberdayaan sosial budaya ekonomi masyarakat lokal, serta aspek pembelajaran dan pendidikan.

Desa yang tersebar di sejumlah daerah dalam provinsi ini memiliki banyak potensi wisata-- yang jika dikembangkan atau dikemas menjadi ekowisata--bisa menjadi daya tarik wisatawan lokal, Nusantara, dan mancanegara berkunjung ke desa.

Ikhtiar industri pariwisata, pemda, Masata, serta maskapai penerbangan tersebut bisa segera mewujudkan Palembang sebagai pusat pariwisata di Sumatera.




 

Editor: Achmad Zaenal M
Copyright © ANTARA 2023