Istanbul (ANTARA) - Organisasi Kerjasama Islam (OKI) mengutuk keras pembakaran kitab suci Al Quran minggu lalu di Swedia dan menyerukan menyerukan langkah bersama untuk mencegah tindakan provokatif tersebut terulang kembali.

Pernyataan itu muncul saat sidang istimewa komite eksekutif OKI di Jeddah, Arab Saudi pada Minggu untuk membahas konsekuensi penodaan agama.

Pernyataan tersebut dikeluarkan setelah pertemuan itu mengutuk keras tindakan tidak hormat terhadap kesucian Al Quran di Stockholm dan menyatakan kekecewaannya terhadap otoritas yang mengizinkannya.

Di dalam pernyataan itu juga menyerukan Sekretaris Jenderal OKI untuk mengirimkan surat kepada pemerintah Swedia atas nama negara-negara anggota dan melakukan evaluasi mengenai kunjungan resmi ke Swedia dan Komisi Eropa.

Hal tersebut untuk "menunjukkan kecaman atas insiden pembakaran Al Quran dan menuntut tindakan yang diperlukan untuk mencegah tindak pidana dengan dalih kebebasan mengeluarkan pendapat tersebut tidak terulang kembali.”

OKI juga mendesak negara-negara anggota untuk melakukan "upaya bersama melawan tindakan keji" yang menargetkan Al-Qur'an dan simbol Islam lainnya, menekankan bahwa kebebasan mengeluarkan pendapat juga memerlukan tanggung jawab bersama dengan hak-hak tertentu.

Pernyataan itu mendesak masyarakat internasional untuk menghentikan mereka yang terkait dalam tindakan provokatif atas nilai suci umat Muslim atas nama kebebasan berpendapat dan mendorong organisasi masyarakat sipil di negara-negara dimana aksi tersebut dilakukan menghina simbol Islam untuk menggunakan cara hukum sebagai tanggapan.

Selain itu pernyataan tersebut menyerukan percepatan penerapan "Rencana Aksi Melawan Islamofobia" yang disetujui pada Sidang ke-74 Majelis Umum Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) dan mendesak OKI untuk terus memerangi Islamofobia baik dalam forum regional maupun internasional.

Sekjen OKI juga diundang untuk meninjau kembali hubungan diplomatik dengan negara-negara di mana "kesucian Al-Qur'an dan nilai-nilai Islam lainnya, simbol dan kesucian dinodai dengan persetujuan negara yang bersangkutan, termasuk menangguhkan status utusan khusus."

Desakan dari OKI ini muncul setelah seseorang bernama Salwan Momika membakar salinan kitab suci umat Islam, AlQuran di bawah perlindungan polisi di depan Masjid Stockhom pada Rabu.

Tindakan provokatif itu dilakukan bersamaan dengan Idul Adha, salah satu hari raya besar Umat Islam yang dirayakan Muslim di seluruh dunia.

Aksi tersebut menimbulkan kecaman luas dari dunia Islam, termasuk Turki, Yordania, Palestina, Arab Saudi, Moroko, Irak, Iran, Pakistan, Senegal dan Mauritania.

Sebelumnya pada Januari, seorang politisi sayap kanan juga membakar salinan AlQuran di depan kedutaan besar Turki di Swedia,

Sumber: Anadolu
Baca juga: Paus Fransiskus turut kecam pembakaran Al Quran di Swedia
Baca juga: OKI gelar pertemuan darurat bahas insiden pembakaran Al Quran
Baca juga: Uni Eropa sebut pembakaran Al Quran adalah tindakan provokasi

 

Penerjemah: Yoanita Hastryka Djohan
Editor: Atman Ahdiat
Copyright © ANTARA 2023