Jakarta (ANTARA News) - Juru Bicara Kementerian Luar Negeri Michael Tenne memastikan 162 Warga Negara Indonesia yang berada di Sabah, Malaysia, telah dievakuasi menyusul mengkhawatirkannya situasi keamanan akibat masuknya kelompok bersenjata Filipina ke wilayah tersebut.

"Sebanyak 162 Warga Negara Indonesia yang bekerja di perkebunan dekat wilayah konflik telah dievakuasi ke wilayah yang aman di Sabah," kata Tenne kepada Antara melalui pesan singkat, Selasa.

Menurut Tenne, pemerintah Indonesia, melalui Kementerian Luar Negeri, terus memantau kondisi keamanan di Sabah dengan terus berkoordinasi dengan Kedutaan Besar RI di Kuala Lumpur serta Konsulat RI di Tawau, Sabah.

Tenne menjelaskan kementerian akan melakukan langkah pengamanan selanjutnya terhadap WNI berdasarkan perkembangan situasi keamanan di kawasan tersebut.

"Kami akan terus memantau keadaan di Sabah dan langkah pengamanan WNI selanjutnya akan kami sesuaikan dengan perkembangan keadaan disana," kata Tenne.

Para tenaga kerja tersebut diungsikan dari tempat mereka bekerja di ladang sawit Sahabat 17 ke kompleks Embara yang berjarak sekitar 6 km dari tempat konflik.

Selain itu Konsulat Jenderal RI di kota Kinabalu Soepeno Sahid mengimbau WNI untuk tidak membahayakan diri sehingga menjadi korban konflik tersebut.

Konjen Soepeno juga menjelaskan bahwa sejumlah kapal tidak diperbolehkan merapat dan berlayar di dekat wilayah tersebut dan meliburkan para Anak Buah Kapal asal Indonesia.

Pada Selasa pukul 07.00 waktu setempat, Tentara Malaysia melakukan penyerangan terhadap sekitar 180 warga bersenjata asal Kesultanan Sulu, Filipina selatan.

Menurut Juru Bicara Perdana Menteri Malaysia Najib Razak sebanyak 27 orang tewas akibat bentrokan bersenjata tersebut.

Selain itu TNI Angkatan Darat dari Batalion 407 Padmakusuma memperketat penjagaan di perbatasan Indonesia Malaysia yang terletak di Kabupaten Nunukan, Kalimantan Timur.

Pengetatan tersebut dilakukan untuk menghindari penyusupan warga asing yang masuk ke wilayah Indonesia.

(B019)

Editor: Suryanto
Copyright © ANTARA 2013