Ajarkan anak-anak batas hewan sakit seperti apa
Jakarta (ANTARA) - Dokter sekaligus Pemerhati Kesehatan Reisa Broto Asmoro mengimbau kepada seluruh keluarga untuk mewaspadai adanya perubahan pada pola perilaku hewan peliharaan di rumah sebagai upaya untuk mencegah anak terkena rabies.
 

“Kita harus hati-hati, biasanya hewan liar yang terinfeksi ada di sekitar lingkungan rumah. Kalau ada yang seperti itu lebih baik hindari,” kata Reisa dalam Siaran Sehat yang diikuti secara daring di Jakarta, Senin.
 

Reisa menuturkan perubahan perilaku hewan peliharaan itu sepatutnya dijadikan dugaan adanya infeksi rabies, sebagai bentuk pencegahan penularan dalam keluarga. Adapun perubahan perilaku itu ditandai dengan sikap tidak mau menurut, bertindak ganas atau agresif dan tidak bisa diatur ketika dipanggil.
 

Perilaku selanjutnya yang harus diwaspadai adalah hewan lebih sering mencari tempat gelap untuk bersembunyi dari cahaya dan selalu memasang badan seperti ingin menyerang manusia dengan posisi ekor melengkung.

Infeksi yang lebih ganas juga membuat mulut hewan tersebut terus terbuka, meneteskan air liur dalam jumlah yang berlebihan hingga kesulitan untuk menelan air atau makanan lainnya.

Baca juga: Saran dokter jika anak tergigit hewan penular rabies

Baca juga: Kemenkes RI kirim 30 ribu dosis vaksin anti rabies ke Bali

 

“Kadang si hewan ini kalau sudah benar-benar parah dia sudah bersembunyi saja, sudah kejang, tidak bisa gerak lagi terus meninggal. Jadi harus hati-hati,” ujar Juru Bicara Pemerintah untuk Penanganan COVID-19 itu.
 

Dengan maraknya temuan kasus infeksi rabies beberapa waktu lalu, Reisa menyarankan supaya orang tua mulai memberikan edukasi dan pengertian kepada anak-anaknya untuk lebih peduli terhadap kesehatan hewan peliharaan di rumah.

Misalnya, walaupun 95 persen infeksi rabies diakibatkan oleh gigitan anjing, namun hewan peliharaan lain seperti kucing juga bisa menulari virus rabies itu.
 

Menurutnya, amat penting pula mengajarkan anak untuk bertanggung jawab mengasuh hewan peliharaan.

Terutama pengertian bahwa mengasuh tidak bisa diartikan hanya memberikan makan saja, tetapi juga memperhatikan hak kebersihan diri seperti dimandikan, hewan diberikan tempat tinggal yang layak sampai berani untuk rutin memeriksakan peliharaan ke dokter hewan untuk diberikan vaksin anti rabies.
 

Hal ini, katanya, dapat membantu menjaga dan menghindarkan anak terkena infeksi rabies dari lingkup keluarga, serta meminimalisir adanya interaksi antara hewan liar yang mengidap rabies dengan manusia.
 

“Saya tekankan kita harus ajarkan anak-anak batas (hewan sakit) seperti apa, ciri-cirinya apa hewan yang punya rabies ini termasuk bagaimana tanggung jawabnya kita agar hewan peliharaan tetap sehat dan tidak terinfeksi,” ujarnya.

Baca juga: Kemenkes targetkan eliminasi rabies di Indonesia pada 2030

Baca juga: Kemenkes: Perlu gerakan massal berikan vaksinasi rabies ke anjing

 

Pewarta: Hreeloita Dharma Shanti
Editor: Zita Meirina
Copyright © ANTARA 2023