Jakarta (ANTARA) -
Ketua Komisi VIII DPR RI Ashabul Kahfi mengungkapkan sejumlah titik yang menimbulkan masalah pada penyelenggaraan ibadah haji tahun 2023.

Beberapa titik masalah itu akan menjadi bahan evaluasi untuk penyelenggaraan ibadah haji pada tahun mendatang. Meski begitu, dia menyebut penyelenggaraan ibadah haji tahun ini sudah berjalan dengan baik.

"Kami tahu, kondisi di Arafah, Muzdalifah, Mina (Armuzna) kemarin itu ada sedikit situasi yang membuat jamaah menjadi panik. Ketika mereka (jamaah haji) harus menunggu berjam-jam di Muzdalifah, di bawah terik matahari yang sangat tinggi sehingga ada beberapa di antaranya yang harus ditangani oleh tim medis karena pingsan dan sebagainya. Ini menjadi evaluasi kami," ujar Ashabul dalam keterangan resminya diterima di Jakarta, Senin.
 
Legislator dari Daerah Pemilihan Sulsel I itu menjelaskan bahwa pada maktab-maktab tertentu ada pendistribusian makanan yang mengalami keterlambatan. Tidak hanya itu, sanitasinya juga banyak yang pampat hingga instalasi air bersih terganggu.

Hal ini membuat beberapa jamaah harus tidur di luar tenda mereka karena tenda yang seharusnya diisi sekitar 100 sampai 200 orang itu menampung lebih dari kapasitasnya.

"Ini juga menjadi catatan evaluasi kita. Selain itu, juga nanti akan ada evaluasi khusus yang akan kami lakukan di Komisi VIII DPR dengan mengundang Kementerian Agama, khususnya dengan Dirjen PHU terkait dengan masalah-masalah yang timbul selama penyelenggaraan haji ini," jelasnya.
 
Selanjutnya, dia menuturkan mengenai masalah penanganan jamaah berusia lanjut usia (lansia) yang pelayanannya belum maksimal.

Ashabul mengatakan kondisi ini dapat disebabkan tidak adanya pendamping dari mahramnya untuk jamaah lansia. Ia menyebut jumlah petugas di lapangan sangat terbatas sehingga kewalahan dalam menangani jamaah lansia.

"Khususnya lansia yang pasif atau yang tidak mandiri. Nah ini juga menjadi evaluasi kita ke depan. Apakah nanti penanganan lansia ini ditangani secara khusus? Atau contoh mungkin akan ada kloter khusus lansia sehingga perlakuannya memang untuk lansia. Jadi, mungkin dari pemilihan hotelnya, makanan dan lainnya," jelasnya.
 
Selain itu, kata Ashabul, antrean jamaah haji yang begitu panjang berimplikasi terhadap semakin banyaknya jamaah lansia. Adapun jamaah haji yang menunggu sampai 20 hingga 30 tahun.

Hal ini membuat mereka melaksanakan ibadah haji pada usia yang sudah lansia. Kondisi inilah yang mewarnai ibadah haji dari Indonesia.

"Tahun ini saja jumlah lansia mencapai 30 persen atau sekitar 60 ribuan. Bisa saja tahun depan meningkat menjadi 40 persen," pungkas dia.

Pewarta: Narda Margaretha Sinambela
Editor: Didik Kusbiantoro
Copyright © ANTARA 2023