tidak pernah produksi seni dan budaya diboikot bahkan dalam krisis politik yang kelam di antara negara-negara.
Damaskus (ANTARA News) - Festival-festival film Arab memboikot film yang berasal dari Suriah termasuk film "Miriam" yang memenangkan Penghargaan Film Arab di Festival Film Internasional ke-4, yang diadakan di Kota al-Dakhla, Maroko.

"Ketidak-ikutan film-film Suriah di festival-festival film Arab adalah kerugian bagi festival-festival film itu sendiri," kata Direktur Umum Organisasi Sinema Suriah, Mohammad al-Ahmad, di Damaskus, Rabu.

Ia memuji film Suriah "Mariam" atas kemenangannya pada Penghargaan Film Arab di Festival Film Internasional ke-empat yang diadakan baru-baru ini di Kota al-Dakhla, Maroko.

Dalam wawancara dengan SANA, al-Ahmad menyatakan ucapan selamat kepada Basel al-Khatib, sang sutradara, untuk prestasinya yang menyebabkan dia menyabet penghargaan dari kompetisi yang diikuti tujuh film dari Maroko, Aljazair, Oman, Suriah, Lebanon, Mesir dan Tunisia berkompetisi.

"Mariam", yang bercerita tentang nasib tiga wanita, masing-masing bernama Mariam, yang menghadapi berbagai aspek kehidupan perang pada waktu yang berbeda, merupakan salah satu produksi menonjol dan sukses al-Khatib, dan film ini sudah dialihbahasakan ke dalam beberapa bahasa.

Ia menyesalkan boikot film Suriah oleh beberapa festival film Arab, terutama dengan mengesampingkan judul-judul "The Lovers" dan "My Last Friend" dari Dubai Film Festival dan Festival Film Kairo.

Al-Ahmad menekankan bahwa Suriah saat ini dilanda "perang kotor dan ganas" tetapi sebelumnya "tidak pernah produksi seni dan budaya diboikot bahkan dalam krisis politik yang kelam di antara negara-negara."

Ia menyatakan pesimisme masa depan sinema Suriah, dan mencatat bahwa Organisasi Umum untuk Sinema telah lebih produktif selama dua tahun terakhir dalam hal produksi film, publikasi film dan organisasi bioskop.

"Ini adalah yang bisa kita lakukan untuk tanah air kita yang telah memberi banyak kepada kita," kata al-Ahmad, menyoroti peran penting Kementerian Kebudayaan dan lembaga-lembaga kebudayaan dalam menghadapi krisis saat ini, di negara ini.

(H-AK)

Editor: Ella Syafputri
Copyright © ANTARA 2013