Singapura (ANTARA News) - Harga minyak turun di perdagangan Asia, Kamis, dengan sentimen diperlemah oleh kekhawatiran kebuntuan anggaran berkepanjangan di Amerika Serikat yang bisa menghambat pemulihan di ekonomi terbesar dunia itu.

Harga sudah merosot di New York pada Rabu, setelah stok minyak mentah AS melonjak lebih dari delapan kali jumlah yang diperkirakan, menunjukkan melemahnya permintaan di negara itu.

Kontrak utama New York, minyak mentah light sweet untuk pengiriman April, turun 10 sen menjadi 90,33 dolar AS per barel dan minyak mentah Brent North Sea untuk pengiriman April merosot 26 sen menjadi 110,80 dolar AS pada sore hari.

Sanjeev Gupta, yang mengepalai praktek minyak dan gas Asia-Pasifik di Ernst & Young, mengatakan pasar khawatir bahwa "kegagalan Kongres AS dan Obama untuk menghindari pemotongan belanja otomatis ... bisa membuat pincang prospek ekonomi AS dalam beberapa bulan mendatang".

Presiden AS Barack Obama bertemu senator Republik untuk makan malam yang jarang dilakukan pada Rabu, saat ia berusaha untuk mengakhiri kebuntuan anggaran yang mempersuram hari-hari awal masa jabatan keduanya.

Obama baru-baru ini menelepon beberapa Republiken yan dipandang sebagai paling terbuka untuk berdialog tentang keretakan ideologis mendalam di Washington, ketika ia berusaha untuk menemukan cara yang kurang menyakitkan untuk memotong pengeluaran setelah pemangkasan anggaran 85 miliar dolar AS yang mulai berlaku pada Jumat (1/3).

Pemotongan belanja pertahanan dan dalam negeri kemungkinan akan mengorbankan ratusan ribu pekerjaan, sementara para ekonom mengatakan dapat mengurangi produk domestik bruto 0,7 persentase poin.

Harga semula terguncang pada Rabu, karena ketidakpastian setelah kematian Hugo Chavez, Presiden Venezuela, produsen minyak utama Amerika Latin.

Namun, para analis mengatakan mereka tidak memperkirakan perubahan besar dalam kebijakan minyak Caracas dan pejabat di negeri ini mengumumkan bahwa pemilihan umum akan diadakan dalam waktu 30 hari untuk memastikan suksesi yang mulus., demikian AFP.
(A026)

Editor: Ruslan Burhani
Copyright © ANTARA 2013