Fakultas ekonomi dan bisnis khususnya pada perguruan tinggi di Indonesia, saat ini memang memiliki peminat paling tinggi dibanding fakultas lainnya
Malang, Jawa Timur (ANTARA) - Wakil Gubernur Jawa Timur Emil Elestianto Dardak meminta universitas yang ada di Indonesia, khususnya pada fakultas ekonomi dan bisnis, untuk melahirkan lulusan yang mampu menjawab tantangan zaman ke depan.

Saat menghadiri Sidang Pleno XX Asosiasi Fakultas Ekonomi dan Bisnis Indonesia (AFEBI) di Kota Malang, Jawa Timur, Kamis, Emil meminta para dekan pada fakultas tersebut untuk menyiapkan lulusan-lulusan terbaik yang mendukung perkembangan Indonesia.

"Kami menaruh harapan besar dari dekan-dekan fakultas ekonomi dari 82 perguruan tinggi negeri, untuk bersama-sama berdiskusi, agar  melahirkan lulusan yang akan membawa Indonesia menjawab tantangan zaman," kata Emil.

Emil menjelaskan, fakultas ekonomi dan bisnis khususnya pada perguruan tinggi di Indonesia, saat ini memang memiliki peminat paling tinggi dibanding fakultas lainnya. Sehingga, perlu ada upaya baru untuk mempersiapkan lulusan-lulusan tersebut dalam menghadapi tantangan ke depan.

Menurutnya, perkembangan teknologi saat ini sudah tidak bisa dihindari, sehingga diperlukan lulusan-lulusan perguruan tinggi yang tidak terjebak hanya pada ilmu yang dipelajari pada saat berkuliah pada berbagai universitas yang ada di Indonesia.

"Kita harus mencermati lulusan ekonomi seperti apa. Memang selama empat tahun belajar, tapi setelah itu selama 30 tahun akan berkarir. Jangan sampai 30 tahun berkarir terkungkung oleh (kemampuan yang diperoleh selama) empat tahun itu, harus punya keberanian," katanya.

Dalam kesempatan itu, Dekan Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Brawijaya Abdul Ghofar mengatakan bahwa dalam upaya untuk menyiapkan lulusan yang mampu menjawab tantangan zaman ke depan, memang merupakan tantangan yang besar.

Menurutnya, perkembangan zaman saat ini menuntut perubahan yang luar biasa dimana para mahasiswa tidak bisa hanya berbekal ijazah untuk memasuki dunia kerja. Sertifikasi untuk lulusan perguruan tinggi juga merupakan hal yang utama untuk menambah kompetensi.

"Sertifikasi, itu penambah dan menjadi utama untuk kompetensi tenaga kerja kita. Itu tantangan luar biasa agar relevansi pendidikan kita tetap terjaga," katanya.

Dalam upaya untuk menjawab tantangan ke depan, lanjutnya, memang harus ada perubahan kurikulum untuk menyiapkan dan meningkatkan kompetensi dari lulusan-lulusan perguruan tinggi yang ada. Hal itu, menjadi tantangan utama saat ini.

"Kita memang mau tidak mau harus meredefinisi kurikulum kita, kompetensi yang akan kita berikan kepada mahasiswa. Otomatis kurikulum akan berubah, ini tantangan utama kita saat ini," katanya.

Sementara itu, Ketua Umum Dewan Pengurus Nasional (DPN) AFEBI,  Abd Rahman Kadir menambahkan persaingan untuk memasuki perguruan tinggi negeri memang cukup ketat, namun sesungguhnya menjadi modal awal untuk mencetak lulusan terbaik.

Menurutnya, dengan mahasiswa yang merupakan orang-orang terpilih tersebut, perlu ada perbaikan proses agar pada saat mereka lulus bisa menjawab tantangan ke depan dan memberikan manfaat besar bagi bangsa dan negara.

Fakultas ekonomi dan bisnis pada berbagai universitas di Indonesia, lanjutnya, berkomitmen untuk melakukan perbaikan secara terus menerus dari proses kegiatan belajar mengajar saat ini, yang pada akhirnya bermuara dalam menghasilkan lulusan-lulusan terbaik di Indonesia.

"Persaingan masuk perguruan tinggi negeri itu ketat. Jadi input kami, orang-orang terpilih. Sehingga kita harus memperbaiki proses, agar, "output" menjadi baik dan "outcome" punya manfaat untuk bangsa dan negara," katanya.

Baca juga: Ketua MPR: Konstitusi harus mampu jawab tantangan zaman
Baca juga: Muhammadiyah dituntut mampu membaca tanda-tanda zaman
Baca juga: PPHN untuk tantangan riil akibat perubahan zaman


Pewarta: Vicki Febrianto
Editor: Sambas
Copyright © ANTARA 2023