Jakarta (ANTARA News) - Badan Perencanaan Pembangunan Nasional/Kementerian PPN meminta saran dan masukan dari mantan presiden BJ Habibie untuk "background study" dalam rangka penyusunan Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional (RPJMN) 2015-2019.

"Sebagai langkah awal dalam rangka persiapan pelaksanaan amanat penyusunan RPJMN, Bappenas menyusun `background study` melalui proses teknokratik sebelum dikembangkan menjadi konsep awal RPJMN. Hari ini, tokoh yang diundang memberi masukan adalah mantan presiden kita Bapak BJ Habibie," kata Menteri PPN Armida S Alisjahbana pada acara sarasehan pembangunan nasional di Jakarta, Jumat.

Menurut dia, BJ Habibie merupakan tokoh yang kompeten dan kredibel untuk memberi masukan mengenai permasalahan bangsa pada hari ini dan masa depan, khususnya tentang industri strategis pertahanan dan keamanan.

"Sebagai ahli teknologi yang andal dan mempunyai pengalaman serta reputasi internasional, saya kira pemikiran dan pandangan Pak Habibie dapat dimanfaatkan sebagai masukan yang berarti bagi penyusunan RPJMN 2015--2019," ujarnya.

Dia menyampaikan bahwa Kementerian PPN atau Bappenas saat ini sedang menyiapkan berbagai data, informasi, dan materi yang diperlukan untuk menyusun RPJMN ketiga tersebut.

Oleh karena itu, untuk meningkatkan kualitas penyusunan RPJMN, menurut dia, Kementerian PPN/Bappenas mengikutsertakan berbagai elemen bangsa, seperti dari kalangan akademisi, dunia usaha, organisasi masyarakat sipil, dan tokoh masyarakat.

Hal itu, kata dia, dilakukan oleh Bappenas untuk memperoleh masukan menyangkut harapan, permasalahan, dan tantangan yang dihadapi bangsa Indonesia ke depan serta pemikiran tentang langkah strategis yang perlu dilakukan untuk mewujudkan tujuan nasional.

Armida menambahkan, penyusunan RPJMN berpedoman pada Undang-Undang Nomor 17 Tahun 2007 tentang Rencana Pembangunan Jangka Panjang Nasional (RPJPN) 2005-2025 serta visi dan misi presiden dan wakil presiden terpilih pada Pemilu 2014.

Selain mengacu pada dokumen RPJPN 2005-2025, kata dia, dalam penyusunan RPJMN juga mengkaji data-data riil yang telah ada sehingga dapat menentukan prioritas yang realistis dan menjamin kesinambungan pembangunan.

"Dengan adanya referensi ini, para kandidat presiden dan wakil presiden nanti dapat menggunakannya sebagai awal pijak dalam mengembangkan visi dan misinya. Dan lebih penting lagi, `background study` ini bermanfaat untuk meneropong tren perkembangan lima tahun ke depan," ujarnya.

Dengan demikian, kata Armida, dalam konteks perencanaan pembangunan lima tahun ke depan, calon pemimpin pemerintah pada Pemilu 2014 dapat mengantisipasinya dengan lebih baik.

(Y012/D007)

Pewarta: Yuni Arisandy
Editor: Suryanto
Copyright © ANTARA 2013