Pemerataan itu penting karena akan berbahaya jika pertumbuhan hanya terjadi di kota, sedangkan di desa tidak berkembang,"
Yogyakarta (ANTARA News) - Menteri Koordinator Perekonomian Hatta Rajasa mengemukakan bahwa pemerintah terus berupaya mendorong pertumbuhan dan perkembangan ekonomi secara merata di seluruh Indonesia.

"Pemerataan itu penting karena akan berbahaya jika pertumbuhan hanya terjadi di kota, sedangkan di desa tidak berkembang," katanya di Gedung Pascasarjana Universitas Gadjah Mada (UGM) Yogyakarta, Jumat.

Pada seminar "Perselingkuhan Bisnis dan Politik" itu mengemukakan bahwa pertumbuhan masyarakat kelas menengah di Indonesia cukup pesat. Pertumbuhan masyarakat kelas menengah itu diharapkan merata, baik di perkotaan maupun perdesaan.

"Masyarakat kelas menengah adalah warga yang memiliki pengeluaran antara 2--20 dolar Amerika Serikat (AS) per hari. Pada 2003 jumlah masyarakat kelas menengah sekitar 81 juta orang, tetapi pada 2010 telah naik mencapai 131 juta orang, sehingga ada kenaikan sekitar 50 juta orang," katanya.

Ia mengatakan, pertumbuhan investasi juga diharapkan bisa terus meningkat seiring dengan kebutuhan konsumtif yang ikut naik. Upaya perbaikan iklim investasi di antaranya dilakukan melalui Masterplan Percepatan dan Perluasan Pembangunan Ekonomi Indonesia (MP3EI).

"Melalui MP3EI kami optimistis Indonesia menjadi negara nomor tujuh di dunia yang kuat ekonominya pada 2025," kata Hatta.

Pengamat ekonomi dari UGM Sri Adiningsih mengatakan, pesatnya pertumbuhan masyarakat kelas menengah di Indonesia bisa menjadi sebuah ancaman bagi bangsa ini jika tidak diwaspadai.

"Ancaman itu cukup beralasan karena sampai sekarang masih terjadi ketimpangan pengeluaran penduduk yang jumlahnya meningkat dan kualitas manusia Indonesia yang masih rendah," katanya.

Menurut dosen Fakultas Ekonomika dan Bisnis (FEB) UGM itu, beberapa bidang yang masih bisa diharapkan untuk meningkatkan perekonomian Indonesia antara lain sektor mikro dan informal.

"Jangan sampai kita menjadi negara yang stagnan pertumbuhan ekonominya seperti prediksi Bank Pembangunan Asia (ADB) terhadap 11 negara yang sedang berkembang di kawasan Asia," katanya.
(B015/M026)

Pewarta: Bambang Sutopo Hadi
Editor: Ruslan Burhani
Copyright © ANTARA 2013