Lombok, NTB (ANTARA) - Pengemudi wanita tim Kust dari Universitas Kookmin, Korea Selatan (Korsel), Hayeon Kim mengaku belajar mengemudi dari video game untuk mengikuti ajang Shell Eco-marathon Asia-Pasifik dan Timur Tengah 2023 pada kategori Prototype Hydrogen Fuel Cell.

Pada 4-9 Juli di Sirkuit Internasional Pertamina Mandalika, Lombok, Nusa Tenggara Barat, Haeyon Kim menjadi salah satu dari beberapa pengemudi wanita pada ajang kompetisi mobil hemat energi yang baru kedua kalinya diselenggarakan di Indonesia tersebut.

“Belajar mengemudi 10 bulan, termasuk melalui video game. Tidak pernah membayangkan jadi pengemudi mobil, semula hanya ingin membangun mobil. Dalam prosesnya, jadi lebih paham mobil, jadi mencoba,” kata Hayeon Kim ketika ditemui awak media di garasi timnya pada Jumat (7/7).

Tim Kust Korsel yang pada tahun lalu berlaga pada kategori yang sama berada di peringkat kedua dengan 272 km per meter kubik, di bawah Apatte Elang Perkasa Team 2 Universitas Brawijaya (UB) dengan 361 km per meter kubik.

Ditunjuk sebagai pengemudi, wanita yang juga berperan dalam tim teknis timnya itu mengaku sempat gugup ketika mengemudikan mobil rakitan timnya di atas sirkuit yang diresmikan pada November 2021 tersebut.

Meski demikian, ia yakin dapat memberikan yang terbaik dengan segala persiapan yang ada seperti berolahraga untuk menjaga stamina, berlatih dengan tim secara rutin, dan berlatih khusus untuk menguatkan mental.

“Ada gugup, tapi jika yakin dan merasa sudah memberikan yang terbaik, maka hasil yang dicapai juga terbaik,” kata Hayeon Kim.

Baca juga: Pengemudi DBASE Binus petik banyak pelajaran meski gagal di SEM 2023

Dalam kesempatan yang sama, Hayeon Kim juga terkesima dengan keindahan Sirkuit Mandalika yang menyajikan hijau rerumputan, perbukitan, hingga lautan.

“Terkesan dengan Sirkuit Mandalika, bisa melihat pemandangan selama berkendara, itu bagus karena juga suka pemandangan,” puji Hayeon Kim pada sirkuit dengan panjang 4,32 km tersebut.

Menugasi pengemudi wanita untuk kedua kalinya setelah terakhir pada tahun lalu, manajer tim Kust Dong Hun Kim mengatakan penunjukan pengemudi wanita itu dipilih agar beban di kendaraan tidak berat.

“Tema kompetisi adalah efisiensi. maka kami harus mengurang beban. Di situlah kenapa kami memilih pengemudi perempuan, karena perempuan lebih ringan,” ucap Dong Hun Kim.

Lebih lanjut, setelah menyelesaikan total 12 tahapan inspeksi teknis, dengan mobil yang ia sebut didesain sangat efisien dengan berat 34 kg, Dong Hun Kim menargetkan timnya menjadi juara SEM 2023.

Baca juga: Keamanan mobil dan pengemudi jadi prioritas inspeksi teknis SEM 2023

Pewarta: Zaro Ezza Syachniar
Editor: Aditya Eko Sigit Wicaksono
Copyright © ANTARA 2023