Lombok, NTB (ANTARA) - Pengemudi wanita DBASE Urban Universitas Bina Nusantara (Binus) Syerine Eunike memetik banyak pelajaran setelah timnya gagal melewati tahapan inspeksi teknis di Shell Eco-marathon (SEM) Asia-Pasifik 2023 di Sirkuit Internasional Pertamina Mandalika, Lombok, Nusa Tenggara Barat.

DBASE Binus menyelesaikan hanya sembilan tahapan dari 13 tahapan inspeksi teknis pada kategori Urban Concept Internal Combustion Engine kompetisi mobil hemat energi yang berlangsung pada 4-9 Juli tersebut.

“Kerja sama tim, karena membuat sesuatu seperti ini enggak bisa sendiri, terus juga kepercayaan terhadap tim.  Sebagai driver juga kita harus percaya kepada orang-orang yang di belakang mesin-mesin, di body, kita harus percaya kalau mereka membuat ini juga mempertimbangkan keamanan driver juga,” kata Syerine ketika ditemui awak media di garasi timnya setelah gagal inspeksi teknis pada Jumat (7/7).

“Secara teknis, aku bisa belajar banyak hal yang sebenarnya di luar sistem pembelajaran aku di kuliah biasa, cara menggerinda, memotong kayu, memotong besi, mendesain mobil, ergonomik dalam kabinnya seperti apa,” tambahnya.

Syerin yang merupakan mahasiswa semester empat Teknik Produk Desain Binus menjadi salah satu dari beberapa pengemudi wanita di gelaran SEM yang tahun ini merupakan kali kedua diadakan di Indonesia.

Ia termotivasi mengikuti kejuaraan hemat energi antar pelajar itu karena ingin menunjukkan bahwa seorang wanita bisa bergelut di dunia otomotif.

“Sebelumnya itu aku berencana masuk SEM karena potensinya sangat besar karena bersaing secara internasional,” kata Syerin tentang pengalaman pertamanya mengikuti SEM.

“Aku jadi terdorong dan termotivasi tim ini karena aku ingin wanita itu juga bisa menjalani pekerjaan-pekerjaan yang berbau otomotif juga,” lanjutnya.

Baca juga: Shell Indonesia ingin tim Tanah Air sapu bersih kategori SEM 2023

Wanita yang menyukai dunia otomotif sejak masuk kuliah itu juga mengatakan bahwa terpilihnya ia menjadi pengemudi DBASE Urban adalah karena gerakan hati.

“Ketika aku wawancara masuk tim aku sudah ngomong kalau aku berminat jadi driver dan kebetulan mereka melihat mungkin unik ya driver cewek dan aku termasuk yang lumayan ringan di tim aku,” kata Syerin.

Berkomentar terkait gagalnya timnya pada tahapan inspeksi teknis, Syerin mengatakan tahapan tersebut tidak semudah yang dibayangkan karena banyak faktor yang harus dipenuhi seperti aspek keamanan pengemudi dan mesin.

“Kami harus banyak belajar karena memang membuat mobil seperti ini enggak mudah, banyak banget hal yang susah, yang sulit,” kata Syerin.

Lebih lanjut, pada pengalaman pertamanya itu, Syerin mengatakan masih kesulitan mengemudikan mobil yang hemat energi tersebut.

“Cara belajar mengemudi bahan bakar sih karena memang ada cara-cara khusus sehingga mobil ini bisa hemat,” kata Syerin.

Namun, meski demikian, wanita yang juga berperan sebagai tim teknis di timnya itu tidak menyerah untuk kembali ikut serta pada SEM tahun berikutnya.

“Ingin ikut lagi. Cuma lihat saja, karena memang tidak mudah dan aku juga belum ingin menyerah,” tutupnya.

Baca juga: Apatte62 dan Malem Diwa raih hasil berbeda pada lomba hari pertama

Pewarta: Zaro Ezza Syachniar
Editor: Aditya Eko Sigit Wicaksono
Copyright © ANTARA 2023