Jakarta (ANTARA) - Kepala Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) Letjen TNI Suharyanto menyampaikan pesan agar masyarakat Sumedang, Jawa Barat, sadar bencana untuk memitigasi bahayanya.

"Kita hidup di wilayah dengan sumber daya alam melimpah dan sekaligus memiliki potensi bencana alam. Kenyataan tersebut perlu disikapi oleh masyarakat dengan upaya pengurangan risiko bencana," ujar Suharyanto dalam keterangan tertulis diterima di Jakarta, Minggu.

Kepada Forum Koordinasi Pimpinan Daerah (Forkopimda) dan warga Sumedang, Suharyanto berharap pentas kesenian lokal ‘budaya sadar bencana’ atau BSB yang diselenggarakan di Alun-alun Kabupaten Sumedang, Provinsi Jawa Barat, pada Sabtu (8/7), dapat memberikan masyarakat setempat pengetahuan dan pemahaman, sehingga semua sadar untuk mencegah atau memitigasi potensi bahaya yang ada di sekitar atau tempat tinggal.

Baca juga: 16 rumah rusak akibat pergerakan tanah di Sumedang

BSB merupakan kegiatan bagian dari prioritas nasional yang bertujuan tidak hanya untuk menghibur, tetapi juga mengedukasi dan membangun kesadaran terhadap kebencanaan di tengah masyarakat. BSB dengan memadukan kekayaan budaya lokal ini bertajuk ‘Alam Parantos Ngurus Urang, Pikeun Eta Urang Oge Kedah Ngajagana’ atau Alam telah Menjaga Kita, Kita juga Harus Menjaganya.

Suharyanto mengatakan BNPB sedang memfokuskan pada penanganan kebakaran hutan dan lahan di Sumatra dan Kalimantan. Namun, bencana hidrometeorologi basah, di antaranya banjir dan longsor, masih saja terjadi seperti di beberapa wilayah Jawa Timur dan Bali.

“Dalam dua hari ini saja, meski saat ini kita berada di awal puncak musim kemarau, tetapi bencana banjir dan longsor masih terjadi,“ ujarnya.

Selain itu, Suharyanto mengajak warga untuk melihat kembali pada peristiwa longsor yang menerjang Desa Cihanjuang, Kecamatan Cimanggung pada awal Januari 2021. Kejadian itu merenggut 40 korban jiwa, termasuk sejumlah petugas dan relawan yang tewas saat insiden susulan terjadi selang 2 jam setelah longsor utama. "Saya berharap hal ini dapat dicegah di masa yang akan datang," ujarnya.

Baca juga: Banjir bandang dan longsor landa Sumedang-Jabar, seorang tewas

Baca juga: BIG: Penguatan mitigasi jadi prioritas pascalongsor Sumedang


Kepala BNPB meminta semua pihak dan para pemangku kepentingan untuk selalu waspada dan siap siaga dalam menghadapi bencana. Untuk menghadapi ancaman tanah longsor ke depan, BNPB dan BPBD akan melakukan rehabilitasi dengan menanam 1.000 bibit pohon di Cihanjuang pada Minggu (9/7).

Kabupaten Sumedang termasuk wilayah dengan potensi bahaya bencana alam. Buku Risiko Bencana Indonesia (2023) yang diterbitkan BNPB mengidentifikasi kabupaten ini memiliki ancaman bahaya bencana alam, di antaranya tanah longsor, kekeringan, cuaca ekstrem, banjir bandang, likuefaksi dan gempa bumi.

Pewarta: Devi Nindy Sari Ramadhan
Editor: Endang Sukarelawati
Copyright © ANTARA 2023