"Saya pikir ini adalah tren, lagipula biaya operasionalnya juga lebih murah daripada SUV bensin, jadi saya membelinya. Karena alasan ini, saya menjual SUV bensin 3.0T merek Jepang saya.."
Beijing (ANTARA) - Song Jun tinggal di sebuah lingkungan permukiman dengan usia perumahan 10 tahun. Dia mengajukan permohonan meteran listrik melalui aplikasi ponselnya dan mengajukannya ke pihak perusahaan manajemen properti.

Kemudian pihak perusahaan mendatangi rumahnya dan memasang stasiun pengisian daya untuknya.

"Lokasi (stasiun pengisian daya) tepat di sebelah tempat parkir saya. Jadi, sangat nyaman untuk melakukan pengisian daya setiap hari ketika saya pulang, namun tampaknya beberapa permukiman lama mengalami kesulitan untuk memasang stasiun pengisian daya karena masalah fasilitas," kata Song Jun.

Song menuturkan bahwa saat ini ada sekitar 10 NEV yang diparkir di garasi bawah tanah di lingkungan tempat tinggalnya.

Pria kelahiran 1967 itu membeli sebuah SUV energi baru dari merek mewah China di Harbin seharga 460.000 yuan (1 yuan = Rp2.078).
 
 


 Alih-alih mesin dan sasis, Song lebih memperhatikan sistem bantuan mengemudi yang cerdas, kelancaran komputasinya, ruang interior, dan kekayaan konfigurasi ketika dia membeli NEV.   

Tian Jiwei, wiraniaga yang melayani Song Jun, mengatakan bahwa ketika konsumen membeli mobil, perusahaan akan memasangkan stasiun pengisian daya secara gratis bagi pembeli, atau bahkan memasang sebuah stasiun pengisian daya di luar ruangan. Mengingat fluktuasi harga listrik, terkadang biaya untuk pengisian daya penuh kurang dari 15 yuan.

"Hampir setiap konsultan penjualan NEV akan memberi perhatian lebih untuk memperkenalkan konfigurasi dan konsumsi energi kendaraan," ujar Song. Mengambil contoh SUV energi baru yang dibelinya, dia menjelaskan bahwa kendaraan itu dapat mencapai sekitar 170 kilometer dengan jarak tempuh listrik murni sebagai program tambahan. Dibutuhkan waktu sekitar enam jam untuk pengisian daya penuh dengan stasiun pengisian daya rumah tangga, dan biayanya kurang dari 20 yuan untuk sekali pengisian.

"Jika Anda menggunakan mode hybrid atau mode BBM murni, konsumsi bahan bakar per 100 kilometernya sekitar 10 liter. Namun sekarang saya sudah tidak lagi menggunakan (mode) bensin untuk perjalanan di dalam kota, saya selalu menggunakan energi listrik. Saya menempuh jarak sekitar 50 kilometer setiap hari dan mengisi dayanya saat pulang ke rumah, jadi biayanya jauh lebih murah daripada menggunakan SUV bensin," ungkap Song.
 
   



 
   



"Dalam mode listrik murni, tenaga yang dirasakan saat menginjak pedal tidak kalah dengan mobil BBM 3.0T saya sebelumnya. Tenaganya sangat besar, dan saya tidak mendengar lagi deru mesin seperti sebelumnya. Bahkan saat menggunakan mode hybrid, suaranya hampir tidak terdengar," ujar Song, menambahkan bahwa pengalaman mengemudinya sangat menyenangkan.

Saat ini, Song belum melakukan perawatan kendaraan. Namun, menurut Tian Jiwei, biaya perawatan tahunan mobil yang dibeli Song tidak lebih dari 1.000 yuan. Perusahaan mobil tersebut juga telah memberinya dua tahun masa perawatan gratis sebagai hadiah.

Dikatakan Song, "Meskipun perlu waktu lama untuk mengisi daya pada hari-hari biasa, itu tidak membuat saya cemas. Karena ada stasiun pengisian daya rumah tangga."

"Saya telah memakai mobil berbahan bakar minyak (BBM) sepanjang hidup saya dan tidak pernah terpikir untuk membeli kendaraan energi baru (new energy vehicle/NEV)," kata Song. "Saya pikir ini adalah tren, lagipula biaya operasionalnya juga lebih murah daripada SUV bensin, jadi saya membelinya. Karena alasan ini, saya menjual SUV bensin 3.0T merek Jepang saya," imbuhnya.

Menurut data utama dari Asosiasi Mobil Penumpang China (China Passenger Car Association/CPCA), pasar NEV meritelkan 638.000 unit pada Juni, naik 19 persen pada basis tahunan (year on year/yoy) dan 10 persen pada basis kuartalan (quarter-on-quarter). Sementara itu, penjualan ritel kumulatif telah mencapai 3,059 juta unit pada paruh pertama 2023, naik 36 persen (yoy). 


 

Pewarta: Xinhua
Editor: Atman Ahdiat
Copyright © ANTARA 2023