idealnya harus ada petugas yang terus melakukan pengawasan bagi pengunjung
Malang, Jawa Timur (ANTARA) - Upaya pencarian tiga wisatawan dari lima korban yang terseret ombak di Pantai Jembatan Panjang, Kecamatan Bantur, Kabupaten Malang, Jawa Timur, menggunakan drone atau pesawat nirawak.

Bupati Malang M Sanusi di Kabupaten Malang, Senin mengatakan, proses pencarian tiga orang korban terseret ombak di Pantai Jembatan Panjang itu, hingga saat ini masih terus dilakukan, dimana dua dari lima orang korban terseret ombak sudah ditemukan dalam kondisi selamat.

''Hari ini pencarian masih terus dilakukan dan sekarang juga menggunakan drone," kata Sanusi.

Sanusi menjelaskan, berdasarkan informasi yang diterima dari tim gabungan yang melakukan upaya pencarian sejak Sabtu (8/7) tersebut, di Pantai Kondang Merak, sempat terlihat sosok mengapung dari hasil tangkapan foto udara pada Senin (10/7).

Personel tim gabungan yang melakukan pencarian, lanjutnya sempat mengejar keberadaan sosok yang mengapung tersebut, hasil dari pemantauan menggunakan drone kurang lebih pada pukul 08.00 WIB. Namun, sosok itu kembali hilang terbawa ombak. .

"Tadi di Pantai Kondang Merak, sempat terlihat ada orang mengapung dari tangkapan foto udara dari kamera drone, menggunakan 2-3 drone. Sempat dikejar namun kembali hilang karena terbawa ombak," katanya.

Baca juga: Lima wisatawan dilaporkan terseret ombak di Pantai Jembatan Panjang
Baca juga: UB koordinasi dengan kedutaan terkait mahasiswa asing terseret ombak


Ia menambahkan, hingga saat ini tim gabungan juga masih melakukan pemantauan dan pencarian tiga korban lain yang hingga saat ini masih belum ditemukan. Satu diantara tiga korban terseret ombak tersebut, merupakan perempuan warga negara Swiss berinisial JOS.

"Tim juga masih standby lakukan pengamatan di Kondang Merak. Nanti kita terus koordinasikan karena ini menyangkut semua pihak. Tim SAR juga akan bergerak untuk berikan bantuan," katanya.

Di sisi lain, terkait dengan langkah evaluasi, Pemerintah Kabupaten Malang akan melakukan pembinaan kepada keberadaan tour guide atau pemandu wisata yang ada. Selain itu, ia juga menilai perlu ada petugas yang melakukan pengawasan di pantai tersebut.

"Idealnya harus ada petugas yang terus melakukan pengawasan bagi pengunjung. Peringatan dini memang harus ada bahwa ketika ombak sudah berbahaya. Perihal evaluasi atas kejadian ini, kita akan rapatkan di jajaran Forkompinda," katanya.

Baca juga: Satu dari lima wisatawan terseret ombak ditemukan selamat
Baca juga: Tim gabungan temukan WNA terseret ombak di Pantai Jembatan Panjang


Sebelumnya, sebanyak lima orang wisatawan dilaporkan terseret ombak di Pantai Jembatan Panjang, pada Sabtu (8/7) kurang lebih pada pukul 08.00 WIB. Dua dari lima orang yang terseret ombak tersebut merupakan WNA dengan jenis kelamin perempuan.

Peristiwa tersebut bermula pada saat dua WNA tersebut kesulitan untuk menepi pada saat berenang di Pantai Jembatan Panjang itu. Tiga orang WNI yang merupakan pemandu wisata yakni M, B dan Pendik atau M Ruspandi berusaha untuk membantu dua WNA itu.

Namun, pada saat akan membantu dua WNA tersebut ombak besar menerjang mereka dan pada akhirnya lima orang tersebut terseret ke tengah laut. Dua dari lima orang korban tersebut berhasil ditemukan dalam kondisi selamat yakni Pendik pada Sabtu (8/7) malam dan Ana Ramirez asal Spanyol pada Minggu (9/7).

Baca juga: Polres Malang bantu pencarian lima wisatawan terseret ombak
Baca juga: Hilang terserat ombak Pantai Menangis-NTB, SAR lakukan pencarian
Baca juga: Tim SAR cari remaja yang terseret ombak di Pangandaran


Pewarta: Vicki Febrianto
Editor: Budhi Santoso
Copyright © ANTARA 2023