Jakarta (ANTARA) - Perhimpunan Dokter Spesialis Penyakit Dalam Indonesia (PAPDI) menyebut penyakit obesitas mempunyai empat tingkat klasifikasi yang menyebabkan dampak berbeda-beda tergantung dari keparahan penderitanya.

“Penyakit yang disebabkan obesitas itu antara lain stroke, diabetes, hipertensi, demensia, kanker. Untuk beberapa jenis kanker pada perempuan itu misalnya ada polycystic ovarian syndrome (PCOS) dan adanya kelemahan dari sel-sel hati,” kata pengurus PAPDI Em Yunir dalam media briefing IDI yang diikuti secara daring di Jakarta, Senin.

Dokter Spesialis Penyakit Dalam Sub-Endokrin FKUI-RSCM itu menuturkan berdasarkan sebuah jurnal internasional berjudul Clinical evaluation of patients living with obesity yang diterbitkan pada tahun 2023, pada tahap nol, seseorang tidak mempunyai faktor risiko dari obesitas yang jelas.

Baca juga: PAPDI: Pengapuran lutut jadi salah satu tanda terkena obesitas

"Orang tersebut juga tidak memiliki gejala fisik, gangguan jiwa atau perilaku (psikopatologi), keterbatasan fungsional, dan/atau gangguan kesejahteraan," katanya.

Masuk ke tingkat pertama, tubuh mulai menunjukkan adanya faktor risiko obesitas subklinis, ada gejala fisik ringan, psikopatologi ringan serta keterbatasan fungsional ringan, dan/atau gangguan kesejahteraan. Dengan jenis komplikasi awal ditandai dengan adanya hipertensi awal atau pre-diabetes.

Pada tingkat dua, orang tersebut mulai merasakan sulit beraktivitas dalam kesehariannya. Dampak yang dirasakan berupa terkena gangguan tidur, berpotensi terkena penyakit kronis seperti hipertensi, diabetes mellitus tipe 2 (T2DM) hingga osteoarthritis (OA).

Pada tingkat tiga, organ tubuh mulai mengalami kerusakan. Penderita juga sudah mengalami gangguan psikopatologi yang signifikan diikuti dengan keterbatasan fungsional tubuhnya.

Baca juga: PAPDI: Jamur berdampak beberapa bagian tubuh pasien obesitas menghitam

Yunir mengatakan penyakit ikutan yang berpotensi mengenai penderita adalah stroke, komplikasi pembuluh darah bahkan gagal jantung.

“Berbagai komplikasi itu muncul umumnya karena kerusakan dinding pembuluh darah dan akan berisiko terjadinya stroke atau ada pembuluh darah yang tersumbat dan penyakit jantung koroner dan seterusnya. Jadi, obesitas itu biasanya tidak hanya berat saja, tetapi juga disertai dengan hipertensi tinggi, kolesterol tinggi (hiperglikemia) atau kandungan gula darahnya meningkat,” katanya.

Kemudian pada tingkat empat, penderita berpotensi memasuki tahap akhir di mana tubuh sudah mengalami gangguan parah seperti sudah tidak bisa bergerak, penyakit kronis yang sudah memasuki stadium lebih lanjut hingga penurunan kepercayaan diri yang drastis.

Baca juga: Dokter ingatkan makin gemuk seseorang makin tinggi risiko komplikasi

“Selain itu, obesitas juga membuat beberapa hormon menurun. Seperti pada laki-laki, ada hormon testosteron dan hormon tiroid, sehingga makin banyak penyulit yang akan dihadapi seseorang yang obesitas,” ucapnya.

Pewarta: Hreeloita Dharma Shanti
Editor: Bambang Sutopo Hadi
Copyright © ANTARA 2023