Kendari (ANTARA) - Kantor Pengawasan dan Pelayanan Bea dan Cukai (KPPBC) Kendari Tipe Madya Pabean (TMP) C, menyatakan data eksportir usaha mikro kecil dan menengah (UMKM) di Provinsi Sulawesi Tenggara (Sultra) mayoritas dari hasil kelautan.

Kepala Seksi Pelayanan Bea Cukai dan Dukungan Teknis KPPBC Kendari Fardi Saleh di Kendari, Senin mengatakan total nilai devisa ekspor UMKM yang dicatat sejak Januari hingga Mei 2023 mencapai 348.584 dolar atau Rp5,2 miliar.

"Jadi nilai devisa tersebut disumbang oleh perusahaan-perusahaan skala UMKM disektor perikanan yang mengekspor ikan tenggiri, ikan kerapu, dan kepiting bakau," katanya.

Fardi menerangkan jenis udang vaname juga juga menjadi andalan ekspor yang dilakukan sejumlah perusahaan yang bergerak di perikanan salah satunya PT Graha Makmur Cipta Pratama.

Selain itu, sejumlah perusahaan lainnya seperti CV Anugerah Dua Putri yang mengekspor ikan tenggiri juga turut andil memberikan kontribusi ekspor terbesar.

"Kami harapkan ke depan ekspor UMKM terus ditingkatkan dan bekerja sama dengan pemangku kepentingan terkait sehingga kuantitas produk dapat dipertahankan bahkan ditingkatkan," ujar dia.

Dia menyebut untuk perusahaan penyumbang nilai devisa ekspor UMKM antara lain CV Trapwindo Multi Teknik yang mengekspor kepiting bakau, CV Jaya Seafood yang mengekspor ikan tenggiri dan kerapu.

"Sedangkan perusahaan yang mengekspor ikan kakap dan tenggiri segar itu dilakukan oleh CV Abong Ome," jelas dia.

Fardi menambahkan bahwa saat ini pihaknya juga mencatat sejumlah eksportir baru yang bergerak di perikanan yakni CV Asia Bahari Fishery yang mengekspor ikan tenggiri, UD Maulana Jaya Mandiri (tuna segar), KSU Adi Jaya Lestari (siput laut), dan CV Anugrah Bahari Kendari yang mengekspor ikan tenggiri.

Pewarta: Muhammad Harianto
Editor: Nurul Aulia Badar
Copyright © ANTARA 2023