Jakarta (ANTARA) - Sebanyak 38 pemuda dari 19 negara yang tergabung dalam Forum Kerja Sama Asia Timur-Amerika Latin (FEALAC) terlibat dalam upaya mencari solusi bersama guna mengatasi isu perubahan iklim melalui FEALAC Youth Summit 2023 di Bandung, Jawa Barat, pada 9-13 Juli 2023.

Disambut Gubernur Jawa Barat Ridwan Kamil dan Direktur Jenderal Amerika dan Eropa Kementerian Luar Negeri Indonesia Duta Besar Umar Hadi, para pemuda tersebut antusias mengikuti program lima hari yang mencakup kunjungan ke berbagai proyek lingkungan hidup di Bandung, menurut siaran pers dari Kemlu RI, Senin.

"Dengan melihat langsung inisiatif yang dimiliki Jawa Barat, peserta akan mendapatkan alat dan amunisi untuk merumuskan dan menerapkan solusi iklim yang tepat guna di negara mereka masing-masing," kata Dubes Umar dalam pembukaan acara itu di Bandung pada Minggu.

Umar mengapresiasi program tersebut karena memberikan pengalaman untuk melihat langsung pengelolaan mitigasi perubahan iklim kepada para delegasi.

Ia juga menyambut baik inisiatif dari Pemprov Jawa Barat untuk kembali menjadi tuan rumah gerakan pemuda FEALAC, seperti yang dulu pernah dilakukan pada 2015.

Menurut dia inisiatif tersebut dapat memunculkan gagasan perubahan untuk mengatasi dampak negatif perubahan iklim.

"Semua sudah tahu bahwa dampak perubahan iklim dirasakan oleh kita semua dan yang diperlukan sekarang adalah aksi nyata untuk memitigasi dan beradaptasi dengan perubahan iklim," katanya.

Sementara itu, Gubernur Ridwan Kamil menekankan bahwa implementasi aksi iklim sangat penting dan membutuhkan keterlibatan aktif semua pihak.

Perubahan iklim, kata dia, sudah dirasakan semua negara. Ridwan Kamil mengajak delegasi untuk menjadi penggerak aksi iklim karena dampak lingkungan yang terjadi di negara masing-masing juga akan berpengaruh dan dialami negara lainnya.

"Perubahan iklim telah menjadi tantangan bagi semua negara. Kegagalan untuk beradaptasi dan memitigasi perubahan iklim akan menghambat kemajuan dalam mencapai tujuan pembangunan berkelanjutan," katanya.

Peserta dari Venezuela, Freidys Teresa Carrasquel, mengaku tertarik mengikuti program itu karena dapat memperluas jejaringnya untuk memperkuat gerakan pemeliharaan ekosistem alam yang ia rintis di negaranya.

Peserta lain, Wang Yinzhao dari China, juga mengatakan melalui program tersebut ia dapat mengenal sesama aktivis yang menaruh perhatian pada mitigasi perubahan iklim untuk dapat meminimalkan dampak negatif fenomena alam terhadap manusia.

FEALAC Youth Summit 2023 akan mengusung tiga sub tema penting bagi negara-negara Asia dan Amerika Latin, yakni restorasi lahan kritis, masyarakat tangguh bencana dan ekonomi sirkular.

Selama di Bandung, para peserta akan diajak melihat penanganan kebencanaan di Sungai Citarum yang meliputi Oxbow Bojongsoang dan Kolam Retensi Cieueuntung.

Mereka juga akan diajak ke Bank Sampah Bersinar, inisiatif penanganan sampah berbasis komunitas yang saat ini telah memiliki ratusan unit kerja sama di berbagai daerah di Indonesia, dan mengunjungi Taman Hutan Raya Ir. H. Djuanda di Dago.

FEALAC merupakan organisasi antarkawasan Asia Timur dan Amerika Latin yang bertujuan mendorong kerja sama luas antara kedua negara.

Sejak didirikan pada 1999, keanggotaannya terus berkembang dari 25 negara menjadi 36 negara, yang terdiri dari 16 negara Asia Timur dan 20 negara Amerika Latin.

Indonesia saat ini menjadi Co-Chair Culture, Youth, Gender, and Sports (CYGS) bersama Ekuador, dan terus berkomitmen memajukan kerja sama di bidang-bidang tersebut dalam kerangka FEALAC.

Baca juga: Optimisme Indonesia wujudkan 30 persen konservasi laut
Baca juga: BMKG perkuat literasi iklim-cuaca pada petani hadapi perubahan iklim

Pewarta: Katriana
Editor: Anton Santoso
Copyright © ANTARA 2023