Jakarta (ANTARA) — Dilatarbelakangi keinginan untuk memberdayakan masyarakat Dayak, tiga anak muda turunan suku Dayak, anak muda Dayak, Randi Julian Miranda, Yoan Taway, dan Kuratul Aini, merintis sebuah merek fashion, HANDEP.

Randi mengatakan, HANDEP memutuskan untuk mengambil peranan yang sangat penting demi mendukung penuh masyarakat adat Dayak yang ada di kawasan itu melalui matapencaharian yang lebih berkearifan lokal. 

“HANDEP merupakan sebuah ‘initiative from the ground up’ di mana para pendirinya adalah bagian dari komunitas yang kami bantu,” ujarnya.
Randi melanjutkan, HANDEP memilih model social enterprise karena tujuannya tidak hanya demi mencari keuntungan semata, tetapi membantu meningkatkan kesejahteraan masyarakat dan lingkungan di sekitarnya. 

“Kenapa itu menjadi penting? Karena saya pikir kalau untuk daerah-daerah terpencil kayak di pedalaman Kalimantan itu susah banget diakses ya. Jadi program-program dari pemerintah pun jarang banget bisa masuk, inilah yang membuat HANDEP akhirnya mengambil peranan penting dalam mendukung masyarakat adat yang ada di sana," papar Randi.

Produk HANDEP diproduksi dengan memanfaatkan bahan alami berupa rotan yang ketersediannya masih melimpah di Kalimantan dan proses pengerjaan yang ramah lingkungan. Produk akhirnya berupa aksesoris fashion dan dekorasi rumah seperti tas, topi, keranjang, dan aksesoris lainnya. 

“Masyarakat Dayak Kalimantan Tengah mempunyai tradisi menganyam rotan dengan motif tribal ciri khas Dayak yang sangat unik, potensi ini lah yang dikembangkan menjadi produk yang dapat memperkenalkan keunikan dan ciri khas suku Dayak,” jelas Randi. 

Selain itu, untuk setiap pembelian 1 produknya, HANDEP menanam 1 pohon di hutan masyarakat di desa-desa mitranya. Kami menggunakan konsep bisnis regeneratif yang sifatnya sangat holistik dari sisi lingkungan, social dan ekonomi.

Saat ini, HANDEP bermitra dengan kurang lebih 350 pengrajin di desa-desa di Kalimantan Tengah dan Barat. Di tahun 2023, HANDEP merambah ke kain tenun Dayak di Kapuas Hulu, Kalimantan Barat, untuk mendukung pelestarian menenun suku Dayak Iban dan memberikan kesempatan matapencaharian yang lebih baik bagi perempuan penenun. Kain Tenun suku Dayak Iban ini disulap menjadi pakaian dan juga aksesoris seperti tas.

Randi tak menampik produk-produk HANDEP juga dijual ke luar negeri dengan negara seperti Brunei, Malaysia, Jepang, AS, Australia dan beberapa negara Eropa di mana kriya mendapatkan apresiasi tinggi. Namun, ia menyebut pasar domestik yang begitu besar adalah peluang utama yang menjadi prioritas saat ini.

Pewarta: PR Wire
Editor: PR Wire
Copyright © ANTARA 2023