Hanoi (ANTARA) - Menjual buah segar dan produk pertanian melalui siaran langsung daring (livestream) kemungkinan akan mengalami ledakan (booming) di Vietnam, mendesak negara itu untuk meningkatkan infrastruktur logistik e-commerce mereka, menurut laporan surat kabar lokal Vietnam News pada Senin (10/7), mengutip perkiraan sejumlah pakar.

Banyak petani, koperasi, bisnis, dan perusahaan rintisan (startup) mengubah metode penjualan mereka di negara Asia Tenggara itu, mengintegrasikan livestream untuk mempromosikan dan menjual produk mereka di jejaring sosial dan platform e-commerce, lapor surat kabar itu.

Untuk menarik para pelanggan membeli barang melalui acara livestream, sebagian besar bisnis dan toko menurunkan harga serta memungkinkan pelanggan mengembalikan barang dan menerima pengembalian uang jika mereka menemukan barang yang berkualitas rendah, menurut surat kabar itu.
 
Seorang petani bekerja di kebun durian Ri6 di distrik Chau Duc, provinsi Ba Ria-Vung Tau, Vietnam, pada 25 Mei 2022. (VNA/Handout via Xinhua)

   


Do Quang Huy, seorang pakar e-commerce, mengatakan bahwa mempromosikan penjualan daring (online) merupakan tren yang tentunya akan menarik investasi kuat. Meski begitu, produk pertanian segar memerlukan pengiriman yang cepat

Barang yang dikembalikan bisa saja dibuang karena rusak, ujar sang pakar, seraya menekankan pentingnya mengembangkan infrastruktur logistik e-commerce yang diperlukan.

Luong Quang Thi, chairman sebuah penyedia layanan rantai dingin, mengatakan bahwa logistik e-commerce di Vietnam masih terbatas, terutama untuk barang bernilai rendah yang membutuhkan pengiriman cepat.

Dia mengatakan bahwa perlu kiranya membangun gudang-gudang penyimpanan tepat di sumbernya. 

 

Penerjemah: Xinhua
Editor: Maria Rosari Dwi Putri
Copyright © ANTARA 2023