Diplomat China tersebut mendesak Jepang untuk membuangnya dengan cara yang berbasis sains, aman dan transparan, serta bekerja sama dengan Badan Energi Atom Internasional (International Atomic Energy Agency/IAEA) untuk dengan segera menerapkan mekanisme pemantauan internasional jangka panjang yang melibatkan negara-negara tetangga Jepang dan pemangku kepentingan lainnya.
Diplomat China itu mengungkapkan bahwa karena pertimbangan biaya ekonomi, Jepang mengabaikan kekhawatiran dan penentangan masyarakat internasional, dan pembuangan jutaan ton air Fukushima yang terkontaminasi nuklir ke laut secara terus-menerus dalam 30 tahun mendatang sama dengan memperlakukan Samudra Pasifik seperti "saluran pembuangan".
Penerjemah: Xinhua
Editor: Maria Rosari Dwi Putri
Copyright © ANTARA 2023