Mereka sudah mau mendapatkan titik efisiensi tertentu, (sehingga) jika kondisi tidak mendukung, pilihannya lebih simple, lebih mudah
Jakarta (ANTARA) - Direktur Bisnis Mikro PT Bank Rakyat Indonesia/BRI (Persero) Tbk Supari menyatakan pelaku usaha mikro kecil menengah (UMKM) sudah lebih efisien dalam berbisnis pasca pandemi COVID-19.

“Setidaknya kalau dulu (sebelum pandemi COVID-19), kita berpikir omzet harus besar, harus besar, harus besar, dan terus meningkat, rasanya teman-teman UMKM sudah tidak seperti itu. Mereka sudah mau mendapatkan titik efisiensi tertentu, (sehingga) jika kondisi tidak mendukung, pilihannya lebih simple, lebih mudah. Misalnya (mereka) berhenti sejenak (dalam berbisnis) karena para pelaku UMKM ini kan mudah bermanuver,” ucap dia dalam press conference Pesta Rakyat Simpedes BRI 2023 di Jakarta, Kamis.

Menurut dia, masa-masa sulit ketika krisis pandemi memberikan pelajaran kepada pelaku UMKM untuk melakukan efisiensi dalam berbisnis mengingat keadaan saat itu para pelaku usaha mengalami kesulitan dalam menjalankan aktivitas.

Saat ini, para pelaku UMKM dapat sejenak berhenti berdagang apabila ada kondisi tertentu yang membuat mereka harus melakukan perbuatan tersebut.

Misalnya saat harga cabai melonjak, banyak UMKM kuliner yang memanfaatkan komoditas itu tidak memaksakan untuk berjualan karena margin usaha mereka pasti akan menurun dan menggerus modal. Artinya, mereka memilih untuk berhenti sejenak terlebih dahulu hingga nanti harga cabai kembali turun, sehingga mendapatkan efisiensi dalam berbisnis.

“Kemudian juga, cara-cara jualan sekarang sudah terdiversifikasi. Dulu jualannya offline, seperti yang saya temukan di Madiun (Jawa Timur) di saat pandemi, yakni seorang penjual pecel Madiun paling terkenal. Begitu sekarang (dengan teknologi informasi), yang terjadi adalah online-nya naik, konvensionalnya juga naik,” kata Supari.

Karena itu, lanjut dia, semakin ke depan digitalisasi takkan bisa dihindari.

“Efisiensi waktu menjadi penting, digitalisasi tidak bisa ditawar-tawar lagi. Oleh karena itu, dari mulai yang paling basic, membuka rekening tanpa harus ke kantor, diajarin (di BRI), (atau) menggunakan fitur-fitur yang memudahkan mereka untuk semakin efisien mengoperasikan usahanya (melalui platform yang disediakan BRI),” ungkapnya.

Dalam kesempatan tersebut, Supari juga mengingatkan para pelaku UMKM untuk berhati-hati ketika mereka berekspansi bisnis ke ranah digital menimbang adanya kejahatan digital yang berpotensi mengancam akun bisnis mereka.

Dia menyarankan pelaku UMKM yang menggunakan BRimo (aplikasi keuangan digital Bank BRI) untuk tidak membocorkan atau menggunakan password yang mudah ditebak pada akun mereka.

“Begitu menemukan bentuk-bentuk usaha yang fit untuk mereka, kita kembangkan usahanya supaya skala usahanya naik dengan literasi bisnis. Nanti balik lagi ke literasi digital, apabila mereka sudah masuk dalam sebuah ekosistem,” ujar Direktur Bisnis Mikro BRI.

Setelah pelaku UMKM memasuki wadah platform yang disediakan BRI, Supari meminta mereka agar menyiapkan berbagai kebutuhan dari segi produk hingga layanan untuk dapat berkolaborasi dengan seluruh anggota ekosistem mengingat terdapat potensi pelanggan yang sangat besar.


Baca juga: Konsep pemberdayaan BRI perhatikan spektrum dari nasabah UMKM
Baca juga: Kemenkeu beri keringanan UMKM soal tarif PNBP untuk PUPR
Baca juga: Pertamina: UMK Academy tingkatkan produktivitas usaha mikro dan kecil


Pewarta: M Baqir Idrus Alatas
Editor: Faisal Yunianto
Copyright © ANTARA 2023