Blitar (ANTARA News) - Penasehat Presiden Susilo Bambang Yudhoyono, Rachmawati Soekarnoputri, menyatakan ada agenda terselubung untuk mengadu kekuatan antara presiden dan wakil presiden. "Kami menangkap adanya agenda terselubung untuk mengadu dua kekuatan, presiden dan wakil presiden. Kalau tidak ada upaya pencegahan, kami khawatir peristiwa pada masa pemerintahan sebelumnya akan terjadi lagi," katanya saat ditemui sebelum memberikan sambutan pada Haul Bung Karno ke-36 di Blitar, Jawa Timur, Selasa malam. Lebih lanjut putra ketiga mantan Presiden Soekarno itu mengungkapkan agenda terselubung itu di antaranya adanya pihak yang mengusulkan agar Presiden Yudhoyono harus berbagi tugas dengan Wakil Presiden Jusuf Kalla dalam menjalankan fungsi kekuasaannya. "Upaya seperti ini dulu pernah terjadi, dan hasilnya Gus Dur lengser. Tampaknya sekarang ini ada pihak-pihak yang ingin mengulang momen itu kembali lagi terjadi," ujarnya. Selain itu, tambah dia, adanya tuntutan pemakzulan (impeachment) Yudhoyono dari kursi kepresidenan setelah dianggap gagal memenuhi 20 persen anggaran pendidikan nasional dari APBN. Ditambah lagi maraknya pemberlakuan peraturan-peraturan daerah yang dianggap tidak sesuai dengan UUD 1945. "Berbagai isu yang berkembang saat ini memang arahnya jelas, untuk mengadu domba presiden dan wakil presiden," kata Ketua Umum Partai Pelopor itu. Oleh sebab itu, Rachmawati meminta agar semua pihak menahan diri dan tidak membuat situasi bangsa dan negara ini semakin karut-marut. Ia menyatakan pemerintahan sekarang ini sudah mulai bisa mengakomodasi semua kepentingan elemen masyarakat, namun sayang tidak diimbangi dengan kedewasaan berpikir para pemimpin masyarakat itu sendiri. Sebagai contoh, dia menyebutkan UUD 1945 telah diamandemen, namun sampai sekarang masih ada upaya penyelewengan termasuk diantaranya penerapan perda di beberapa daerah yang hanya berpihak pada salah satu kelompok dan agama. "Pancasila, yang idenya digali Bapak Saya, sudah final, bahkan dalam sambutan peringatan Hari Lahir Pancasila di Jakarta, Presiden Yudhoyono mengajak semua elemen bangsa untuk merevitalisasi Pancasila sebagai satu-satunya dasar negara," kata Rachmawati. (*)

Copyright © ANTARA 2006