Jakarta (ANTARA) - Laporan terbaru yang dirilis Accenture menemukan bahwa kehadiran teknologi kecerdasan buatan (AI) dapat mengembangkan bisnis perusahaan menuju masa depan baru saat dunia fisik dan digital semakin bersatu.

Laporan The Accenture Technology Vision 2023 yang bertajuk “ When Atoms Meet Bits: The Foundation of Our New Reality ” menjelaskan bagaimana tren teknologi yang mendasari konvergensi dunia fisik dan digital bersamaan dengan semakin banyaknya perusahaan yang ingin mempercepat perubahan bisnisnya saat ini.

Menurut laporan tersebut, sebanyak 100 persen dari eksekutif bisnis di Indonesia sepakat bahwa perusahaan memerlukan cara yang lebih sistematis untuk mengelola penggunaan teknologi baru secara bertanggung jawab.

Kemunculan teknologi AI seperti ChatGPT telah mengalihkan perhatian dunia akan potensi AI generatif yang dapat meningkatkan kemampuan kerja manusia.

Baca juga: Dewan Keamanan PBB untuk pertama kalinya bahas risiko AI

Terkait hal tersebut, laporan Accenture menunjukkan bahwa 99 persen eksekutif di Indonesia menyetujui bahwa perkembangan AI generatif seperti ChatGPT membuka era baru untuk perusahaan, dan mereka mengharapkan model dasar dari AI tersebut dapat berperan penting dalam strategi perusahaan mereka tiga sampai lima tahun ke depan.

“Laporan kami mengungkapkan bahwa hampir semua eksekutif Indonesia (99 persen) sepakat bahwa perangkat lunak dan layanan yang didukung oleh model dasar AI akan meningkatkan inovasi dan kreativitas secara signifikan di organisasi mereka dalam 3 hingga 5 tahun mendatang. Temuan ini lebih menguatkan keyakinan kami akan peran kritis AI generatif sebagai elemen dasar dari transformasi digital," kata Country Managing Director Accenture Indonesia, Jayant Bhargava dalam siaran resmi yang diterima Senin.

Laporan Accenture Technology Vision 2023 mengidentifikasikan empat tren kunci terkait kehadiran teknologi AI dengan pengembangan bisnis perusahaan.

Baca juga: Google umumkan ekspansi Bard, kini bisa Berbahasa Indonesia

Digital identity yaitu kemampuan untuk mengautentikasi pengguna dan aset digital, yang menjadi dasar untuk menjelajahi dunia digital dan fisik, kini dilihat oleh 98 persen eksekutif di Indonesia sebagai suatu strategi bisnis yang harus dilakukan.

"My data, your data, our data diartikan sebagai teknologi AI yang tidak bisa mencapai potensi sepenuhnya jika perusahaan tidak menggunakan data secara maksimal, yang artinya mereka harus mengurai data silo dan memodernisasi fondasi data mereka," jelas Jayant. 

Accenture menemukan 94 persen eksekutif di Indonesia setuju bahwa transparansi data adalah kunci keunggulan yang menjadi pembeda bagi perusahaan mereka.

Baca juga: Kenali ancaman teknologi AI bagi keamanan siber perusahaan

"Generative AI mendorong kemampuan manusia sebagai co-pilot, rekan kreatif, maupun penasihat. Hampir semua eksekutif (99 persen responden) setuju bahwa AI generatif akan memunculkan kreativitas dan inovasi," ungkap dia. 

Our forever frontier berarti timbal balik antara sains dengan teknologi yang terjadi semakin cepat dengan saling mempercepat kemajuan satu sama lain. Sebanyak 100 persen responden di Indonesia meyakini bahwa hal ini akan menjadi pendorong utama untuk berbagai terobosan yang akan terjadi di industri mereka pada dekade berikutnya.

Baca juga: Kecerdasan buatan di lingkungan pemerintah perlu dibarengi keamanan

Pewarta: Farhan Arda Nugraha
Editor: Siti Zulaikha
Copyright © ANTARA 2023