Lalu menyediakan benih yang tahan kekeringan setidaknya untuk 1.000 hektare lahan, pupuk organik terpusat dan mandiri, sekaligus mengarahkan petani mempercepat tanam mengejar sisa hujan
Palembang, Sumatera Selatan (ANTARA) - Menteri Pertanian (Mentan) Syahrul Yasin Limpo meminta kepada Pemerintah Provinsi (Pemprov) Sumatera Selatan (Sumsel) memaksimalkan upaya  mengatasi ancaman kekeringan ekstrem agar tidak mengganggu produktivitas pertanian dalam memenuhi kebutuhan pangan nasional.

Pernyataan Mentan Syahrul Yasin Limpo disampaikan kepada wartawan usai memimpin rapat koordinasi lintas sektoral terkait antisipasi kekeringan ekstrem di Palembang, Senin.

Menurut Mentan Syahrul, ancaman kekeringan ekstrem itu terjadi akibat adanya fenomena El-Nino yang dirasakan seluruh belahan dunia.

Berdasarkan analisa Badan Meteorologi, Klimatologi dan Geofisika (BMKG), puncak El-Nino tersebut bakal dialami Indonesia pada Agustus hingga akhir tahun ini.

Karena itu, lanjut Mentan, ancaman kekeringan harus direspons secara serius oleh seluruh pemerintah daerah, jangan sampai mempengaruhi produktivitas pertanian masing-masing.

"Terutamanya di Sumsel ini selaku salah satu dari enam daerah penyangga pangan nasional maka antisipasinya mesti maksimal. Hal ini jadi perhatian serius Pak Presiden," ujarnya. 

Baca juga: Mentan bagikan 4 ton benih padi antisipasi kekeringan karena El Nino

Mentan Syahrul memaparkan ada beberapa upaya antisipasi yang mesti dilakukan pemerintah daerah diantaranya mengidentifikasi sekaligus memetakan lokasi terdampak kekeringan menjadi daerah merah, kuning, dan hijau.

Kemudian, meningkatkan ketersediaan alsintan dan cadangan air dengan membangun atau memperbaiki embung, dam parit, sumur dalam, sumur resapan, rehabilitasi jaringan irigasi tersier, serta pompanisasi.

"Lalu menyediakan benih yang tahan kekeringan setidaknya untuk 1.000 hektare lahan, pupuk organik terpusat dan mandiri, sekaligus mengarahkan petani mempercepat tanam mengejar sisa hujan," kata Mentan.

Ia optimistis bila upaya tersebut mampu dilaksanakan dengan baik maka produktivitas beras di Sumsel bisa stabil, bahkan jumlah hasil produksinya meningkat sebagaimana target mencapai satu juta ton hingga akhir tahun ini.

Kementerian Pertanian (Kementan) mencatat jumlah produksi beras di Sumsel terakhir tahun 2022 mencapai 743 ribu ton atau meningkat dari tahun 2021 yang sebesar 622 ribu ton.

"Jadi hasil produksi beras di Sumsel sebenarnya sudah sangat baik, bahkan over stock. Maka dari itu perlu diperhatikan untuk Sumsel ini demi kepentingan bangsa," kata Mentan Syahrul Yasin Limpo.

Baca juga: Sumsel target jadi lumbung pangan nasional
Baca juga: Gubernur Sumsel bantu petani atasi gagal panen akibat bencana banjir



 

Pewarta: Muhammad Riezko Bima Elko
Editor: Risbiani Fardaniah
Copyright © ANTARA 2023