Jakarta (ANTARA) - Wakil Menteri Kesehatan RI Dante Saksono Harbuwono menekankan bahwa penguatan upaya preventif di layanan primer difokuskan untuk menekan bertambahnya angka kematian ibu yang terjadi di rumah sakit (RS).

“Penyebab kematian utama pada ibu melahirkan, terjadi di rumah sakit, karena keterlambatan rujukan dari layanan primer ke rumah sakit,” kata Dante dalam Webinar "Survei Nasional Puskesmas Semasa Pandemi" yang diikuti secara daring di Jakarta, Senin.

Dante menuturkan pemerintah melalui Kementerian Kesehatan telah menerapkan tiga inisiatif utama ke dalam preventif layanan primer, salah satunya ditegakkan melalui peningkatan kesehatan ibu dan anak.

Baca juga: Kemenkes: Transformasi layanan primer perkuat RI hadapi pandemi lain

Pada usia anak, pemerintah melakukan pemantauan tumbuh kembang anak dengan kembali menggalakkan peran posyandu melalui penyediaan alat antropometri yang standarnya sudah disamakan di seluruh daerah.

Kemudian, berkaitan dengan kegiatan skrining, Kemenkes membaginya dalam tiga jenis, yakni pemeriksaan kehamilan (ANC) yang sebelumnya cukup dijalani sebanyak empat kali, jadi enam kali selama masa kehamilan.

“Termasuk dua kali USG dengan dokter pada trimester satu dan tiga di puskesmas. Jadi, USG kita sebar ke puskesmas-puskesmas, kemudian para dokter di puskesmas kita beri kemampuan untuk melakukan USG pada ibu hamil. Kenapa begitu? karena penyebab kematian utama pada ibu melahirkan terjadi di rumah sakit,” ucap Dante.

Lewat pemeriksaan ANC, kata Dante, tenaga medis bisa melakukan deteksi dini untuk mengetahui ibu dengan risiko tinggi mengalami pendarahan, infeksi atau penyakit yang tidak diketahui sebelumnya.

Tujuan lainnya adalah menurunkan angka kematian ibu pada saat melakukan persalinan, akibat terlebih dahulu meninggal di jalan, karena proses rujukan dari puskesmas ke rumah sakit yang terlambat.

“Kita punya USG, dokternya bisa melakukan pemeriksaan USG dari awal. Maka, dokter bisa langsung merujuk pada saat persalinan, tidak dilakukan di puskesmas, tapi langsung di rumah sakit,” ucapnya.

Skrining kedua dilakukan untuk mendeteksi kanker payudara yang sampai saat ini menjadi penyebab kematian terbesar bagi ibu-ibu di Indonesia. Ketiga,  penguatan skrining untuk penyakit jantung bawaan di puskesmas dengan menggunakan alat Pulse Oxymetry Neonatus kepada anak-anak yang baru lahir. Inisiatif kedua dikaitkan dengan imunisasi dasar rutin kepada anak-anak.

Dante mengatakan saat ini jumlah vaksin yang dimasukkan dalam program dan wajib diberikan berubah dari 11 menjadi 14 jenis.

Baca juga: Rektor: Dokter layanan primer jadi ujung tombak layanan kesehatan

Baca juga: Menkes tata ulang posyandu wujudkan promotif dan preventif kesehatan


Dengan tiga jenis vaksin baru yang ditambahkan adalah Human Papillomavirus (HPV) untuk mencegah kanker serviks pada anak perempuan, vaksin PCV untuk memerangi pneumonia dan Rotavirus yang berfungsi melindungi anak dari diare sebagai dua dari lima penyebab tertinggi kematian balita di Indonesia.

Sedangkan inisiatif terakhir untuk memperbaiki layanan primer adalah melakukan skrining terhadap 14 penyakit penyebab kematian tertinggi di setiap sasaran usia. Misalnya hipotiroid kongenital, talasemia, anemia, dan stroke.

“Skrining penyakit prioritas sedang kita negosiasikan pada BPJS Kesehatan agar skrining penyakit penyebab kematian tertinggi di setiap sasaran usia itu bisa dilakukan medical check up-nya. Ini adalah skrining yang kita lakukan dan berusaha ditegakkan di layanan primer,” ucap Dante.

Pewarta: Hreeloita Dharma Shanti
Editor: Endang Sukarelawati
Copyright © ANTARA 2023