Persentase penduduk miskin di daerah Tanah Rencong ini berfluktuatif, namun cenderung menunjukkan angka penurunan.
Banda Aceh (ANTARA) - Badan Pusat Statistik (BPS) menyebut penduduk miskin di Provinsi Aceh pada Maret 2023 berkurang sebanyak 11.700 orang, yakni menjadi 806.750 orang atau turun sebesar 0,30 persen dibandingkan pada September 2022 mencapai 818.470 orang.

Kepala BPS Aceh Ahmadriswan Nasution, di Banda Aceh, Senin, mengatakan dari tahun 2019 hingga 2023, persentase penduduk miskin di daerah Tanah Rencong ini berfluktuatif, namun cenderung menunjukkan angka penurunan.

“Artinya menunjukkan bahwa terjadi kinerja penurunan kemiskinan (di Aceh) sudah lebih baik dibanding sebelum pandemi COVID-19,” kata Ahmadriswan.

Ia menjelaskan, pada periode Maret 2019, penduduk miskin di Aceh mencapai 819.440 orang atau 15,32 persen. Kemudian penduduk miskin turun menjadi 809.760 orang pada September 2019 atau 15,01 persen.

Memasuki pandemi COVID-19 pada awal 2020, penduduk miskin di Aceh menunjukkan fluktuatif. Terjadi penambahan paling tinggi menjadi 850.260 orang pada September 2021 atau 15,53 persen.

“Kita lihat bahwa wabah COVID-19 melanda Indonesia menyebabkan terganggu kehidupan dan menunjukkan tingkat kemiskinan yang cukup tinggi,” katanya lagi.

Namun, ujarnya pula, seiring pemulihan ekonomi pasca pandemi, penduduk miskin di Aceh turun menjadi 806.820 orang pada Maret 2022 atau 14,64 persen, kemudian naik kembali menjadi 818.470 orang atau 14,75 persen pada September 2022, dan turun lagi menjadi 806.750 orang atau 14,45 persen pada Maret 2023.

“(Angka) ini yang menjadi target dari pemerintah, bagaimana mereka ini dapat dientaskan. Ini menjadi penurunan cukup signifikan dalam penurunan kemiskinan di Aceh,” ujarnya pula.

Sedangkan untuk garis kemiskinan Aceh pada Maret 2023, kata Ahmadriswan, mengalami kenaikan sebesar 1,66 persen dibanding September 2022 yaitu dari Rp617.293 per kapita per bulan menjadi Rp627.534 per kapita per bulan.

Ia menjelaskan, jumlah penduduk miskin sangat dipengaruhi oleh garis kemiskinan, karena penduduk miskin merupakan penduduk yang memiliki rata-rata pengeluaran per kapita per bulan di bawah garis kemiskinan.

Menurut dia, pada Maret 2023, komoditas makanan yang memberi sumbangan terbesar pada garis kemiskinan, baik dari perdesaan maupun di perkotaan pada umumnya sama, yaitu beras, rokok kretek filter, dan ikan tongkol.

“Ini adalah komoditi-komoditi yang memiliki kontribusi terbesar dalam membentuk garis kemiskinan. Artinya konsumsi masyarakat miskin itu, terfokus pada beras, rokok, ikan tongkol,” ujarnya lagi.

Sedangkan dari kelompok bukan makanan yang memberi kontribusi besar terhadap garis kemiskinan Aceh pada Maret 2023, yakni biaya perumahan, bensin, dan listrik.
Baca juga: Kepala Bappeda paparkan enam strategi turunkan kemiskinan di Aceh
Baca juga: Ekonom minta Pj Gubernur Aceh fokus turunkan angka kemiskinan

Pewarta: Khalis Surry
Editor: Budisantoso Budiman
Copyright © ANTARA 2023