Pada akhirnya, tentu saja, tidak hanya nilai ekspor mebel Indonesia ke China yang meningkat"
Jakarta (ANTARA News) - China International Furniture Fair (CIFF) 2013 yang diselenggarakan di China Import Export Fair Pazhou Complex, Guangzhou, China, 18 hingga 21 Maret 2013 diharapkan mampu meningkatkan pasar mebel Indonesia di China.

"Partisipasi Indonesia pada pameran yang telah diselenggarakan untuk ke-31 kalinya ini dimaksudkan untuk meningkatkan pangsa pasar mebel Indonesia di China sebagai negara dengan pertumbuhan ekonomi tertinggi di dunia," kata Direktur Pengembangan Promosi dan Citra Kemendag, Pradnyawati, dalam siaran pers yang diterima Antara, Selasa.

Keikutsertaan Indonesia tersebut dimotori oleh Direktorat Jenderal Pengembangan Ekspor Nasional (DJPEN) Kementerian Perdagangan bekerja sama dengan Asosiasi Industri Permebelan dan Kerajinan Indonesia (ASMINDO) dan Asosiasi Mebel dan Kerajinan Rotan Indonesia (AMKRI).

Pada keikutsertaan yang ke dua kalinya ini, Paviliun Indonesia dengan tema Trade with Remarkable Indonesia menampilkan 11 perusahaan mebel terpilih dalam area seluas 196,5 m2.

Perusahaan-perusahaan yang mengikuti pameran tersebut adalah Abiyasa Gallery, CV Nuansa Kayu Bekas, PT Primerindo Jaya, CV Property, Istana Perabot, Teak 123, PT Elmas Natura, Griya Kriyasta Nugraha, Philnesia International, Surya Abadi Furniture, dan CV Sultan Agung Craft.

CIFF merupakan pameran mebel kelas dunia terbesar di Asia yang diselenggarakan dua kali dalam setahun, di atas lahan seluas 680.000 meter persegi, dan diikuti lebih dari 3.000 peserta pameran yang berasal dari 29 negara.

Beberapa negara besar yang mengikuti pameran tersebut antara lain Amerika Serikat, Jerman, Italia, Perancis, Singapura, Thailand, Australia, Jepang, Malaysia, Turki dan China sebagai tuan rumah. Sementara, jumlah pembeli profesional yang datang berkunjung melebihi 178.000 pembeli yang berasal dari berbagai negara.

Pada September lalu, partisipasi Paviliun Indonesia berhasil memperoleh transaksi kurang lebih senilai satu juta dolar AS, dan produk-produk Indonesia yang sebagian besar berbahan kayu dengan warna natural begitu mendominasi permintaan para pembeli.

"Pada akhirnya, tentu saja, tidak hanya nilai ekspor mebel Indonesia ke China yang meningkat. Melalui pameran ini, diharapkan partisipasi ini dapat menjadi ujung tombak dalam memasuki pasar dunia, khususnya di wilayah Asia," kata Pradnyawati.

Ekspor produk furnitur Indonesia ke China pada 2012 mencapai nilai 21,4 juta dolar, meningkat 45,54 persen jika dibandingkan dengan 2011 senilai 14,7 juta dolar.

Pewarta: Vicki Febrianto
Editor: Unggul Tri Ratomo
Copyright © ANTARA 2013