Jayapura (ANTARA) - Lantamal X Jayapura berkolaborasi dengan Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional (BKKBN) Provinsi Papua untuk percepatan penurunan stunting di daerah itu dengan melakukan penyuluhan stunting, wasting dan gizi bagi ibu hamil dan balita, Selasa.

Asisten Logistik Danlantamal X Jayapura Kolone Laut (T) Jaya Kusuma di Jayapura, Selasa, mengatakan penurunan stunting di Papua merupakan tanggung jawab semua pihak termasuk jajaran TNI AL sehingga target untuk menurunkan angka stunting bisa tercapai.

"Terutama di wilayah kami dulu di Kota Jayapura nanti ke depan dilakukan di Kabupaten Sarmi dan Kabupaten Nabire dan terus hingga mencakup semua wilayah kerja Lantamal X Jayapura," katanya.

Menurut Kusuma, penurunan stunting merupakan salah satu program prioritas guna mewujudkan masyarakat yang sehat dan kuat bagi kepentingan pertahanan negara sehingga perlu dukungan semua pihak untuk bersama-sama menangani kasus stunting.

Dia menjelaskan yang menjadi utama dalam penurunan stunting ialah menjaga pola makan yang bergizi seimbang dan beragam sesuai usia anak.

"Mengedukasi semua pihak yang terlibat dalam pola asuh anak yang dimulai sejak hamil hingga bayi lahir," ujarnya.

Dia menambahkan selain itu memperhatikan sanitasi, akses air bersih dan akses pelayanan kesehatan dengan demikian diharapkan maka target penurunan stunting dapat tercapai.

Baca juga: Dedikasi Rina tekan stunting, tak ada lagi yang makan dengan lauk kopi

Sementara itu, Kepala Perwakilan Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana (BKKBN) Provinsi Papua Nerius Auparai mengatakan berdasarkan hasil Studi Status Gizi Indonesia (SSGI) pada 2021 angka prevalensi stunting di Papua berada pada 29,5 persen.

"Namun setelah dilakukan SSGI pada 2022 angka prevalensi Papua naik 5,1 poin menjadi 34,6 persen," katanya.

Menurut Auparay, dengan demikian untuk menurunkan angka stunting di Papua harus dibutuhkan komitmen dan kerja sama dari semua pihak seperti yang dilakukan Lantamal X Jayapura sehingga setiap puskesmas yang ada bisa bersama-sama menangani kasus stunting secara baik.

" sehingga target dari pemerintah pusat pada 2024 angka stunting bisa turun di 14 persen," ujarnya.

Dia menjelaskan ada beberapa daerah di Papua yang angka stunting masih tinggi seperti Kabupaten Supiori dan Kabupaten Mamberamo Raya sementara di Papua Selatan di Kabupaten Asmat dan angka stunting yang masih tinggi Provinsi Papua Pegunungan berada di Kabupaten Yahukimo dan Kabupaten Lanny Jaya.

"Jadi memang secara umum angka di Papua masih sangat tinggi namun secara nasional angka stunting di Papua turun dari 2021 di posisi 24,5 persen dan pada 2022 turun menjadi 21,6 persen," katanya lagi.

Dia menambahkan pihaknya berharap dengan adanya kolaborasi semua pihak maka target dari pemerintah pusat yaitu angka stunting pada 2024 harus turun di angka 14 persen bisa tercapai.

Dia mengatakan jika dilihat dari survei status gizi angkanya stunting di Papua masih tinggi tetapi dari laporan pencatatan pelaporan gizi berbasis masyarakat sebetulnya di Papua di posisi berada di 15,3 persen dan itu nyata yang dikerjakan oleh teman-teman seperti di posyandu.

"Kami harapkan melalui kolaborasi bersama dapat menciptakan generasi Papua yang sehat tapi juga generasi yang berkualitas supaya membangun Papua lebih baik di masa mendatang," ujarnya.

Baca juga: Megawati terima penghargaan sebagai penggerak cegah stunting
Baca juga: BKKBN sosialisasi stunting di Kepri lewat tukar telur dan tiket film

Pewarta: Ardiles Leloltery
Editor: Triono Subagyo
Copyright © ANTARA 2023