Namun demikian, beberapa daya tarik dari pembeli telah muncul akhir-akhir ini...
Singapura (ANTARA) - Harga minyak naik tipis di perdagangan Asia pada Selasa sore, karena investor mengamati kemungkinan pengetatan pasokan minyak mentah AS setelah tenggelam di sesi sebelumnya karena pertumbuhan ekonomi China yang lebih lemah dari perkiraan.

Minyak mentah berjangka Brent terdongkrak 10 sen menjadi diperdagangkan di 78,60 dolar AS per barel pada pukul 06.30 GMT, sementara minyak mentah berjangka West Texas Intermediate AS menguat 14 sen menjadi diperdagangkan pada 74,29 dolar AS per barel.

Kedua kontrak acuan turun lebih dari 1,5 persen pada Senin (17/7/2023).

Pelaku pasar sedang menunggu data industri pada Selasa yang diperkirakan menunjukkan stok minyak mentah AS dan persediaan produk turun minggu lalu.

Empat analis yang disurvei oleh Reuters memperkirakan rata-rata persediaan minyak mentah AS turun sekitar 2,3 juta barel dalam seminggu hingga 14 Juli.

Data Produk Domestik Bruto (PDB) lesu dari China yang dirilis pada Senin (17/7/2023) "menjaga harga dengan hati-hati dengan beberapa syarat dalam pemulihan permintaannya," kata Jun Rong Yeap, ahli strategi pasar di IG di Singapura.

PDB China tumbuh 6,3 persen secara tahun-ke-tahun di kuartal kedua, dibandingkan dengan perkiraan para analis sebesar 7,3 persen, karena pemulihan pascapandemi kehilangan momentum.

"Namun demikian, beberapa daya tarik dari pembeli telah muncul akhir-akhir ini, dengan harga menembus di atas pola konsolidasi jangka pendeknya minggu lalu yang mungkin menunjukkan kelelahan dalam tekanan jual, menyusul sentimen suram selama satu tahun terakhir," tambah Yeap.

Sementara itu, produksi minyak serpih AS diproyeksikan turun menjadi hampir 9,40 juta barel per hari pada Agustus, yang akan menjadi penurunan bulanan pertama sejak Desember 2022, menurut data Badan Informasi Energi AS (EIA) pada Senin (17/7/2023).

Namun, pasokan global dapat melihat dorongan dari dimulainya kembali produksi di dua dari tiga ladang minyak Libya yang ditutup minggu lalu. Produksi telah dihentikan oleh protes terhadap penculikan mantan menteri keuangan.

Kombinasi kekhawatiran sisi permintaan dengan potensi pengetatan pasokan bullish berarti harga "cenderung berada dalam kisaran sideways dalam jangka pendek," kata Kelvin Wong, analis pasar senior di OANDA.

"Harga minyak kemungkinan berada di rata-rata pergerakan 50 hari (yang) sekarang bertindak sebagai support jangka pendek utama di 71,70 dolar AS per barel untuk WTI," kata Wong.

Baca juga: Minyak naik tipis di awal sesi Asia karena pasokan AS tampak mengetat
Baca juga: Minyak jatuh karena kekhawatiran permintaan setelah data China lemah

Penerjemah: Apep Suhendar
Editor: Ahmad Wijaya
Copyright © ANTARA 2023