Revitalisasi angkutan sungai menjadi keharusan dan perlu dipercepat, mengingat transportasi sungai strategis fungsinya bagi masyarakat Kalbar
Pontianak (ANTARA) - Dekan Fakultas Teknik Universitas Tanjung Pura Pontianak Slamet Widodo menyebutkan bahwa angkutan sungai di Provinsi Kalimantan Barat perlu direvitalisasi untuk mengoptimalkan fungsinya sebagai alat transportasi yang memiliki keunggulan.

“Revitalisasi angkutan sungai menjadi keharusan dan perlu dipercepat, mengingat transportasi sungai strategis fungsinya bagi masyarakat Kalimantan Barat,” kata Slamet dalam seminar nasional yang digelar Universitas Tanjung Pura bersama Kementerian Perhubungan di Pontianak, Selasa.

Dalam seminar bertema “Perlukah Revitalisasi Angkutan Sungai?” yang diadakan secara daring dan luring tersebut, Slamet yang juga Ketua Masyarakat Transportasi Indonesia Wilayah Kalbar mengatakan angkutan sungai masih memegang peranan penting dalam sistem transportasi di Kalimantan Barat.

Kondisi infrastruktur angkutan darat yang memiliki berbagai keterbatasan bahkan belum mambu menjangkau seluruh wilayah di Bumi Seribu Sungai ini membuat peran angkutan sungai cukup vital.

“Jalan darat belum mampu menghubungkan seluruh wilayah sehingga alur sungai ini di beberapa kabupaten tetap menjadi andalan,” ujarnya.

Kepala Dinas Perhubungan Provinsi Kalimantan Barat, Anthonius Rawing mengatakan revitalisasi angkutan sungai di daerah ini membutuhkan sinergi antara pemerintah pusat dan daerah serta masyarakat untuk mengoptimalkan pemanfaatan angkutan sungai.

Baca juga: Gubernur Kalbar: Pasar kopi liberika di luar negeri terbuka lebar

Baca juga: Kalbar cegah inflasi dengan menjaga stabilitas dan ketersediaan pangan


Ia mengatakan saat ini alur yang dilayari angkutan sungai di Kalbar mampu menghubungkan 10 kabupaten dan kota yakni Pontianak menuju Kabupaten Kapuas Hulu, Sintang, Malawi, Sekadau, Sanggau, Landak, Kubu Raya, Kayong Utara dan Ketapang.

Alur angkutan sungai terbagi di wilayah Sungai Kapuas sepanjang 477 kilometer (km), Sungai Mempawah sepanjang 119 kilometer, Sungai Sambas sepanjang 137 km, dan Sungai Pawan sepanjang 80 km.

“Masih ada 21 trayek yang mengandalkan sungai sebagai jalur transportasi karena jalur darat belum tersedia atau kurang memadai,” kata Anthonius.

Ia menambahkan alur sungai di Kalbar dapat digunakan sebagai angkutan dengan kapasitas besar dibanding melalui jalan darat dimana kapasitas jalan darat di Kalimantan Barat rata-rata adalah kelas III dengan maksimum 8 ton.

Sedangkan dengan angkutan sungai yang dilayani satu kapal kapasitas 300 ton setara dengan 56 truk kapasitas 5 ton.

Namun, kata Anthonius, terdapat sejumlah kendala yang perlu diatasi untuk mengoptimalkan angkutan sungai antara lain terjadinya pendangkalan alur pelayaran sungai, terutama pada daerah pertemuan sungai dengan laut.

Selain itu menurutnya sarana navigasi pelayaran atau rambu-rambu sungai di jaringan transportasi sungai masih minim. Selain itu, fasilitas dan prasarana Pelabuhan Sungai di kota-kota di pinggiran sungai terutama fasilitas dermaga dan area penumpukan barang juga masih terbatas.

“Penerapan standar keselamatan angkutan sungai dan danau juga masih minim sehingga perlu kolaborasi pemerintah pusat dan daerah untuk mewujudkan revitalisasi yang diharapkan,” katanya.

Baca juga: Gubernur Sutarmidji: Daerah "blank spot" pengaruhi transaksi digital

Baca juga: Kadin Kalbar dan pengusaha Malaysia jalin kerja sama dagang-investasi


Pewarta: Helti Marini S
Editor: Agus Salim
Copyright © ANTARA 2023