Perkembangan di Siprus telah kembali membuat khawatir banyak pihak...
Jakarta (ANTARA News) - Kurs nilai tukar mata uang rupiah yang ditransaksikan antarbank di Jakarta pada Rabu pagi melemah nilainya sebesar delapan poin menjadi Rp9.715 dibanding posisi sebelumnya Rp9.707 per dolar AS.

Analis Trust Securities, Reza Priyambada, mengatakan pergerakan nilai tukar rupiah masih berada di area negatif seiring dengan sikap pelaku pasar yang menolak rencana skema dana talangan yang diinginkan oleh otoritas Euro yakni pemberlakuan pungutan pajak bagi deposan.

"Hal itu yang membuat pasar khawatir Suprus akan terancam default dan kejatuhan sektor perbankannya," kata Reza.

Ia menambahkan perkembangan di Siprus itu memicu kekhawatiran perlambatan ekonomi di kawasan Eropa, meski ekonomi Siprus relatif kecil namun membuat kekhawatiran terhadap masa depan euro.

"Perkembangan di Siprus telah kembali membuat khawatir banyak pihak dan sedikit yang melihat adanya dana masuk ke wilayah tersebut," katanya.

Sementara itu, ekonom Samuel Sekuritas, Lana Soelistianingsih, menambahkan keputusan pemerintah RI tidak menaikkan BBM dapat membuat kesehatan fiskal terancam dan berlanjutnya defisit pada transaksi berjalan yang memberatkan nilai tukar rupiah.

"Juru bicara Kepresidenan memastikan pemerintah tidak menaikkan harga BBM subsidi pada bulan April mendatang setelah Presiden SBY mendapatkan masukan dari berbagai kalangan tadi malam," kata Lana Soelistianingsih.

Ia mengemukakan keputusan itu mempertimbangkan tingginya angka inflasi saat ini akibat naiknya harga bahan makanan khususnya bawang putih, bawang merah, dan daging.

Pewarta: Zubi Mahrofi
Editor: Fitri Supratiwi
Copyright © ANTARA 2013